Sinopsis Film Tale of the Land, Film Epik yang Menggugah Kesadaran tentang Hak Asasi Manusia dan Ekologi
Tim Teaterdotco - Sabtu, 16 Maret 2024 13:54 WIBDunia perfilman Indonesia kembali kedatangan kabar gembira! KawanKawan Media, rumah produksi peraih penghargaan bergengsi seperti Autobiography (Pemenang Venice Film Festival) dan "Tiger Stripes" (Pemenang Cannes Film Festival), telah resmi menyelesaikan pengambilan gambar utama untuk film terbaru mereka, "Tale of the Land."
Film "Tale of the Land" tentunya menarik perhatian para penikmat film. Perjalanan panjangnya dimulai sejak partisipasinya di FeatureLab Torino Film Lab pada tahun 2017. Setahun berikutnya, proyek ini hadir di Hong Kong - Asia Film Financing Forum (HAF) yang diadakan bersamaan dengan FilMart. "Tale of the Land" tak berhenti mencuri perhatian dengan hadirnya di Busan Asian Project Market 2021 dan QCinema Project Market 2023.
Diproduksi oleh Yulia Evina Bhara dan Amerta Kusuma untuk KawanKawan Media, film ini juga melibatkan co-produksi dari Filipina yaitu Cinematografica dengan Armi Rae Cacanindin sebagai co-producer.
Sinopsis Film Tale of the Land
Tale of the Land mengambil setting di pulau Kalimantan, dan terinspirasi dari kehidupan masyarakat adat yang menghadapi perubahan drastis di tanah kelahiran mereka. Film ini bercerita tentang May, seorang gadis Dayak yang dihantui trauma kematian orang tuanya akibat konflik lahan. Trauma tersebut membuatnya tidak bisa lagi menginjakkan kaki di tanah leluhurnya. May tinggal bersama kakeknya, Tuha, di sebuah rumah apung.
Tale of the Land memadukan genre coming-of- age dengan sentuhan fantasi. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Loeloe Hendra, yang merupakan debutnya sebagai sutradara film panjang. Sebelumnya, Hendra dikenal lewat film pendek "Onomastika" yang masuk dalam seleksi Berlinale 2015.
Menurut Hendra, karakter May menjadi alegori yang menggambarkan tantangan yang dihadapi masyarakat adat di seluruh dunia. Mereka harus menghadapi perubahan kampung halaman mereka akibat tekanan modernisasi.
Daftar Pemain Film Tale of the Land
Para pemain Tale of the Land pun tak bisa dipandang sebelah mata. Shenina Cinnamon dan Arswendy Bening Swara didapuk menjadi pemeran utama. Cinnamon sebelumnya bermain dalam film 24 Jam Bersama Gaspar (2023) karya Yosep Anggi Noen yang akan tayang global di Netflix. Swara, peraih Aktor Terbaik di Marrakech International Film Festival 2022 untuk Autobiography kembali beradu akting dengan Cinnamon setelah keduanya menjadi pemeran utama dalam film "Badrun & Laundry" (2023) karya Garin Nugroho.
Selain itu, film ini juga akan menampilkan bintang muda Indonesia, Angga Yunanda dan Yusuf Mahardika. Yunanda akan berperan sebagai pemeran utama dalam film co-produksi Taiwan-Indonesia mendatang berjudul "Malice" yang disutradarai oleh Lim Lungyin dan diproduseri oleh Tydal Production dan KawanKawan Media. Sementara itu, Mahardika akan bermain dalam film "Borderless Fog" garapan sutradara Edwin.
Carlo Francisco Manatad, editor film Filipina peraih penghargaan Locarno ("Whether the Weather Is Fine") yang sebelumnya mengedit "Autobiography" dan "Tiger Stripes," kembali dipercaya untuk menjadi editor "Tale of the Land." Kolaborasi tak berhenti sampai di situ, komposer Filipina Teresa Barrozo (penata musik "Kinatay" karya Brillante Mendoza) turut bergabung dalam proyek ini.
Dengan tim produksi dan pemain yang mumpuni, Tale of the Land kini sedang dalam tahap pasca produksi. Para penikmat film Indonesia patut bersemangat menantikan kehadiran film yang mengangkat kearifan lokal dan isu lingkungan ini di layar lebar.