Review Until Dawn, Kisah Time-Loop Horor yang Menegangkan

Reskia Ekasari - Senin, 28 April 2025 10:52 WIB
Review Until Dawn, Kisah Time-Loop Horor yang Menegangkan

Until Dawn menjadi satu lagi sebuah game yang mendapat adaptasi film. Kini, film produksi Screen Gems dan PlayStation Productions itu telah rilis pada tanggal 23 April 2025 di bioskop. Until Dawn siap menghantui penonton.

Game-nya yang berjudul sama dari Supermassive Games ini sudah mendapat sambutan hangat berkat penyajiannya yang sinematis. Tentu penggemar sangat penasaran bagaimana konsep cerita tersebut tersaji dalam bentuk film.

Apakah film garapan David F. Sandberg ini berhasil mengundang ketegangan? Di tengah gempuran tren adaptasi dari game seperti Super Mario Bros. Movie dan film Minecraft, film Until Dawn memiliki ambisi besar untuk menarik perhatian.

Sinopsis Until Dawn

Film ini sebenarnya merupakan standalone story yang mengekspansi lore dari game-nya. Alih-alih mengadaptasi cerita game-nya secara langsung, David F. Sandberg menyajikan sebuah jalan cerita baru mengikuti konsep serupa.

Seperti kebanyakan film slasher, sekelompok remaja tengah melakukan road trip demi mencari keberadaan Melanie yang telah menghilang selama setahun.

Mereka adalah Clover (Ella Rubin), Nina (Odessa A’zion), Megan (Ji-young Yoo), Max (Michael Cimino), dan Abel (Belmont Cameli).

Saat dalam perjalanan, mereka menepi di sebuah kabin yang telah terabaikan bernama Glore Valley. Namun, seperti yang terlihat di kebanyakan film serupa, keputusan itu menjadi kesalahan besar bagi mereka.

Kemudian, mereka mendapati sosok pembunuh bertopeng yang membasmi mereka satu per satu. Twist-nya, setiap kali mereka tewas, waktu ter-reset sampai saat mereka mulai singgah di kabin. Terlihat dari jam pasir yang kembali berputar.

Lima sekawan itu menyadari mereka terjebak dalam time loop. Setiap reset, akan ada twist metode pembunuhan berbeda secara acak, mulai dari setan, penyihir, hingga monster. Lebih menyeramkannya lagi, setiap ancaman yang dihadapi semakin intens.

Mereka akhirnya menyadari terdapat satu-satunya cara untuk menghentikan time loop dan melarikan diri. Lebih tepatnya, mereka harus bertahan hidup sampai waktu fajar.

Review Until Dawn

Terkadang, adaptasi film dari sebuah judul game bisa hit atau miss. Bisa saja seperti A Minecraft Movie atau The Super Mario Bros. Movie yang berhasil menarik perhatian dengan cerita ciamik. Atau seperti Borderlands yang justru gagal total dalam eksekusinya.

Sementara dalam film horor produksi Screen Gems ini, kamu mungkin akan teringat pada film The Cabin in the Woods (2011). Pasalnya, kedua film memiliki konsep yang hampir serupa.

Dari intensitas horor, sang sutradara masih mampu memberikan sentuhan intensitas tinggi melalui jumpscare yang efektif. Apalagi visualnya juga tersaji secara ciamik untuk membangun rasa ketegangan.

Namun, performa Until Dawn cast tergolong tidak bagus dan juga tidak jelek. Mungkin dari penggarapan naskahnya yang terjebak dalam karakterisasi cukup predictable.

Bagi penggemar film horor, Until Dawn mungkin dapat menjadi pilihan untuk masuk watchlist kamu. Tentunya kamu bisa menontonnya di bioskop XXI, CGV, dan Cinepolis terdekat di daerahmu.