Review Twisters: Film tentang Bencana yang Begitu Menyenangkan

Baba Qina - Sabtu, 13 Juli 2024 10:17 WIB
Review Twisters: Film tentang Bencana yang Begitu Menyenangkan

Kate Cooper, mantan pemburu badai yang dihantui oleh kehancuran bertemu dengan tornado selama masa kuliahnya, sekarang mempelajari pola badai di layar dengan aman di Kota New York. Dia dibujuk kembali ke dataran terbuka oleh temannya, Javi untuk menguji sistem pelacakan baru yang inovatif.

Di sana, dia bertemu dengan Tyler Owens, superstar media sosial yang menawan dan ceroboh yang senang memposting kejar-kejarannya dengan badai dan suka berpetualang dengan krunya yang gila, moto hidupnya semakin berbahaya semakin baik.

Saat musim badai semakin intensif, fenomena mengerikan yang belum pernah terjadi sebelumnya terjadi, dan Kate, Tyler, serta tim pesaing mereka mendapati diri mereka berada di jalur yang beragam dimana sistem badai berkumpul di pusat kota Oklahoma dalam perjuangan hidup mereka.

Itulah kisah yang tersaji dalam produksi terbaru Warner Bros. Pictures berjudul Twisters. Menurut penulis, tak jauh berbeda dengan judul-judul lainnya yang digagas dengan pendekatan eksploitatif ke genre-nya, film ini memang semata-mata menjual pameran kehancurannya.

Naskah garapan Mark L. Smith ini sedikit banyak memang masih mencoba menyisipkan sisi ilmiah dalam penjelasan serangan tornado ini, namun jangan pernah berharap lebih ke plot-nya. Pasalnya, secara klise, lagi-lagi film ini kembali mengulik elemen-elemen yang sering dijumpai pada film disaster movie lainnya, dengan konflik yang juga digelar secara dangkal untuk menyempilkan sepenggal emosinya.

Ditambah lagi dengan karakternya yang digagas dengan sekenanya, yang dalam banyak sisi membuat plot-nya berkali-kali terasa sedikit tak masuk akal.

Meski begitu, sobat teater tak perlu mempertanyakan soal eksploitasi disastrous scene-nya. Dengan bujet produksi sebesar 200 juta US Dollar, semua efek visual dalam Twisters sanggup digarap dengan taktis. Efek visual kala angin tornado menyapu manusia serta bangunan, tampil dengan sangat luar biasa. Semua terasa seperti “first class production”, dibantu oleh scoring yang sangat intens dari Benjamin Wallfisch, Twisters berhasil memvisualkan penghancurannya di level yang sama sekali tidak main-main.

Menurut penilaian penulis, tornado yang ditampilkan di sini benar-benar memiliki skala dan intensitas yang berkali-kali lipat jauh lebih dahsyat dari apa yang kita lihat puluhan tahun lalu lewat film Twister. Bahkan secara solid belum pernah ada di sejarah genre ini sebelumnya. Sangat menyenangkan, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkannya.