Review The Three Musketeers: D'Artagnan: Visualnya Megah!!!

Pasca berusaha menyelamatkan seorang wanita muda dari penculikan, D'Artagnan (Francois Civil), pemuda Gascon yang penuh semangat pergi ke Paris. Ketika tiba di Paris, ia memulai upaya untuk menemukan pelaku penculikan dengan segala cara. Tapi, D'Artagnan tidak menyadari bahwa pencariannya akan membawanya ke medan perang yang sebenarnya di mana masa depan Prancis dipertaruhkan.

Ia kemudian bersekutu dengan tiga penembak senapan Raja Prancis, yakni Athos (Vincent Cassel), Porthos (Pio Marmaï) dan Aramis (Romain Duris). Dengan keberanian yang berbahaya, dia menghadapi intrik gelap Kardinal Richelieu. Tapi, saat dia mulai jatuh cinta pada orang kepercayaan Ratu Prancis, Constance Bonacieux (Lyna Khoudri), D'Artagnan benar-benar menempatkan dirinya dalam bahaya.

Pasalnya, hasrat itulah yang membawanya ke hadapan orang yang menjadi musuh bebuyutannya. Kisah tersebut tersaji dalam karya sutradara Martin Bourboulon berjudul The Three Musketeers: D'Artagnan. Menurut penulis, secara garis besar versi teranyar dari kisah legenda The Three Musketeers ini nyaris tidak menawarkan hal baru dibanding seri-seri sebelumnya, terutama dari segi ceritanya.

Tapi, sebagai sebuah film action-adventure, The Three Musketeers: D'Artagnan sukses memberikan suguhan yang menghibur, terutama dalam menghadirkan efek-efek visual khusus yang memanjakan mata. Plot ceritanya pun cukup kompleks dan mampu menyajikan sebuah petualangan drama yang dipenuhi berbagai aksi dan intrik yang menarik.

Sobat teater dijamin dapat dengan mudah menyukai dan menikmati film ini tanpa harus memikirkan plot twist atau sematan kritik sosial di dalamnya. Menurut penulis, The Three Musketeers: D’Artagnan adalah contoh layar lebar dengan kisah sederhana, namun mampu menyajikan tampilan visual yang megah, efek visual yang bekerja dengan baik dan komedi yang menghibur.

Oleh karena itu, penulis sangat menyarankan sobat teater untuk menonton The Three Musketeers: D’Artagnan di bioskop agar mendapatkan pengalaman sinematik yang maksimal.