Review The Holdovers: Akting Para Pemain Jadi Kekuatan Utama

Baba Qina - Senin, 26 Februari 2024 14:57 WIB
Review The Holdovers: Akting Para Pemain Jadi Kekuatan Utama

Tidak ada yang menyukai guru sejarah bernama Paul Hunham (Giamatti). Tidak murid-muridnya, tidak juga rekan-rekan pengajarnya, tidak juga kepala sekolahnya, yang semuanya menganggap keangkuhan dan kekakuannya menjengkelkan. Hidup tanpa keluarga dan tidak ada tempat untuk dikunjungi selama liburan Natal tahun 1970, Paul tetap berada di sekolah untuk mengawasi para murid yang tidak bisa pulang ke rumah.

Setelah beberapa hari, hanya satu siswa yang tersisa, yakni seorang siswa berusia 18 tahun yang suka membuat masalah bernama Angus, seorang siswa yang baik yang perilakunya selalu mengancam akan membuatnya dikeluarkan. Bergabung dengan Paul dan Angus adalah kepala juru masak Mary (Randolph), seorang wanita Afrika-Amerika yang melayani putra-putra orang kaya dan yang putranya sendiri baru saja hilang di Vietnam.

Ketiga orang yang terdampar di kapal yang sangat berbeda ini membentuk sebuah keluarga Natal yang tidak biasa yang berbagi kesialan yang lucu selama dua minggu yang sangat bersalju di New England. Perjalanan yang sesungguhnya adalah bagaimana mereka saling membantu satu sama lain untuk memahami bahwa mereka tidak terikat pada masa lalu mereka dan dapat memilih masa depan mereka sendiri.

Itulah sekelumit kisah yang tersaji dalam film berjudul The Holdovers. Menurut penulis, kekuatan utama arahan sutradara Alexander Payne ini terletak pada para pemeran utamanya yang luar biasa brilian dalam melakoni karakternya masing-masing. Paul Giamatti, seperti biasa, merupakan aktor jenius yang selalu tampil meyakinkan dalam melakoni peran-perannya. Sementara Dominic Sessa yang memerankan seorang siswa bernama Angus Tully melakoni peran yang berkebalikan dari karakter Paul Hunham.

Dan dengan segala kesederhanaannya, sang sutradara juga sukses mengemas film produksi Universal Pictures ini menjadi sebuah film berdurasi lebih dari dua jam menjadi sajian yang tidak membosankan untuk diikuti. Pada dasarnya, masalah yang diangkat oleh The Holdovers amatlah sepele, tapi di situlah kehebatannya lantaran mampu menghadirkan ironi yang terkadang lucu dan juga terkadang menohok.

Ya, layaknya hidup manusia kebanyakan, janganlah menunggu untuk datangnya satu momen spesial. Jadikan semua momen dalam hidup menjadi spesial. Kurang lebih seperti itulah satu pesan yang ingin disampaikan Alexander Payne di The Holdovers. Sebuah 'terapi' yang menarik dari sebuah film yang akan mengajari sobat teater bahwa hidup itu tak hanya sekedar untuk menilai baik dan buruk, bahkan lebih dari itu.