Review The Creator: Visualnya Juara!!!
Baba Qina - Kamis, 28 September 2023 21:18 WIBHollywood sepertinya benar-benar menaruh harapan besar pada sineas bernama Gareth Edwards. Film panjang perdananya, Monsters (2010), berhasil memberi kejutan ketika film yang dibuat dengan bujet minimalis tersebut berhasil menyajikan kualitas visual sekelas film-film blockbuster, serta mampu menarik perhatian kritikus film dunia. Setelah itu, lompatan besarpun berhasil diraihnya tatkala ia dipercaya menggarap dua film raksasa, Godzilla (2014) dan Rogue One (2016).
Kini, Gareth kembali bermain-main di ranah fiksi ilmiah dengan karya terbarunya yang berjudul The Creator. Film The Creator sendiri berlatar belakang di masa depan, masa di mana teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah berkembang begitu pesat hingga mulai memberontak. Manusia dan Artificial Intelligence (AI) saling berperang dan menghancurkan satu sama lain.
Dikisahkan, mantan agen khusus bernama Joshua (John David Washington) mendapatkan misi untuk memburu dan menangkap The Creator. The Creator adalah seseorang yang telah menciptakan kecerdasan buatan dan mengembangkan senjata misterius yang dapat mengakhiri perang antara umat manusia dan AI. Akan tetapi, senjata itu juga bisa menghancurkan umat manusia itu sendiri.
Oleh karena itu, Joshua bersama tim pasukan elitnya mulai menjalankan misi melakukan perjalanan melintasi garis musuh, ke jantung gelap wilayah yang diduduki AI hanya untuk mendapatkan senjata misterius tersebut.
Tentu saja, untuk mencapai tujuannya, Joshua bersama tim harus melewati berbagai rintangan. Apalagi, ternyata senjata rahasia itu dibentuk dalam wujud sesosok anak kecil.
Well, The Creator sepertinya berusaha menampilkan Gareth Edwards sebagai Gareth Edwards: seorang sutradara yang mampu menggarap sebuah film science-fiction dengan ide-ide besar yang menyentuh banyak komentar sosial tentang kehidupan manusia modern dan mengemasnya menjadi sebuah sajian yang akan mampu menyaingi tampilan visual dari film-film buatan Michael Bay.
Tapi sayangnya, usaha Gareth untuk mengingatkan penonton bahwa dirinya pernah mengarahkan sebuah film sekuat Godzilla dan Rogue One ini justru hadir dengan kualitas naratif yang lumayan berantakan. Hasilnya, penonton akan mampu merasakan ke mana Gareth akan membawa mereka dalam film yang disajikannya, namun kemudian Gareth justru gagal untuk benar-benar membawa mereka turut serta dalam menikmati perjalanan tersebut.
Yes, The Creator memang berisikan banyak ide-ide besar mengenai kondisi kehidupan manusia modern. Gareth pun mampu mampu menyajikan seluruh ide tersebut melalui plot cerita serta dialog yang cukup terstruktur pada bagian awal penyajian film. Namun, seiring dengan bergeraknya narasi film yang kemudian mulai merubah nadanya menjadi sebuah sajian aksi, The Creator nyatanya kehilangan fokus penceritaan untuk lantas lebih sering mengeksplorasi bagaimana seorang Gareth Edwards mampu menyajikan adegan penuh kekerasan dan ledakan dengan tampilan yang spektakuler, tanpa pernah mampu benar-benar terasa esensial kehadirannya pada jalan cerita yang telah dibangunnya.
The Creator seakan juga membuktikan bahwa Gareth Edwards adalah seseorang yang penuh imajinasi besar, namun bukanlah seorang pencerita yang cukup baik. Mungkin ia harus membiasakan diri untuk mengarahkan cerita yang ditulis sepenuhnya oleh orang lain yang telah lebih berpengalaman dalam penulisan naskah untuk dapat mengembangkan berbagai ide gila yang ia miliki di kepalanya.
The Creator sebenarnya bukanlah sebuah presentasi yang benar-benar buruk. Meskipun minus nama-nama besar Hollywood untuk mengisi departemen aktingnya, Gareth tetap mampu mendapatkan kualitas penampilan terbaik dari para jajaran pemerannya. Kejutan manis benar-benar datang dari aktris cilik Madeleine Yuna Voyles yang ditempatkan sebagai karakter pendukung yang substansial pada jalan cerita film ini. Ia mampu hadir dengan penampilan akting yang berhasil menyaingi penampilan para aktor Hollywood, seperti John David Washington, Gemma Chan, dan Ken Watanabe.
Dan, tentu saja, Gareth Edwards juga harus mengucapkan ribuan terima kasih kepada para teknisi yang mampu menerjemahkan mimpi visualnya dengan sangat baik. Meskipun hadir dengan naratif yang cukup berantakan, namun The Creator, tidak terbantahkan, adalah sebuah produk yang mampu dipoles dengan tampilan visual yang luar biasa bagus, mulai dari tata efek, sinematografi, hingga tata suara dan musik yang berkelas. Sayang seribu sayang, kualitas teknis yang memukau bukanlah tumpuan utama kualitas dari sebuah film, bukan?