Review Sinden Gaib: Sara Fajira Tampil Memukau
Baba Qina - Senin, 26 Februari 2024 15:19 WIBApa jadinya jika kecerobohan malah berdampak melahirkan teror yang mengancam keselamatan nyawa? Hal itulah yang terjadi pada Ayu (Sara Fajira), yang jiwanya harus berbagi dengan sosok Sinden Gaib bernama Sarinten. Kejadian itu bermula saat Ayu dan beberapa temannya tengah melakukan syuting dokumenter tentang tarian Turonggo Yakso di Trenggalek, Jawa Timur.
Salah satu teman Ayu, mengambil batu keramat di Watu Kandang, Trenggalek, yang menjadi lokasi syuting dokumenter tersebut. Sejak itu, Ayu terus didatangi sosok sinden dari jagat alam gaib bernama Sarinten. Banyak paranormal diminta mengatasi gangguan itu, sampai melibatkan konten kreator supranatural.
Tapi sialnya, gangguan justru semakin menjadi-jadi, dan Sarinten bersemayam di tubuh Ayu dan harus hidup berdampiangn dengan sosok yang merasukinya tersebut.
Kisah di atas tersaji dalam produksi terbaru Starvision berjudul Sinden Gaib. Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata yang ada di Trenggalek, Jawa Timur, yang terjadi pada 2010 dan sempat viral pada 2019. Menurut penulis, layar lebar horor yang digawangi sutradara Faozan Rizal ini pada dasarnya tampil cukup baik. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi alasannya.
Pertama, dari segi tempo, Sinden Gaib terbilang cukup efektif dan komprehensif pada bagian awal hingga pertengahannya. Film ini mampu menceritakan latar belakang Ayu dan Mbah Sarinten dengan rinci, tanpa harus membuatnya menjadi membosankan. Sobat teater seperti diajak untuk menelusuri seluk beluk karakter tersebut dengan gaya bercerita yang smooth dan bikin penasaran.
Tapi sayangnya, menurut penulis, Sinden Gaib terasa amat kedodoran di bagian akhirnya. Tempo yang smooth tadi berubah tak karuan, dan cenderung kehilangan arah. Sosok Ayu pun seperti kehilangan 'peran' penting sebagai karakter utama.
Kedua, penampilan Sara Fajira sebagai Ayu dan Sarinten layak diacungi jempol. Transisinya dalam melakoni karakter-karakter yang berbeda dalam satu frame sungguh menunjukkan kualitas aktingnya yang mumpuni. Dan menurut penulis, aktingnya di Sinden Gaib juga membuktikan bahwa dirinya telah berkembang sebagai aktor jika dibandingkan dengan film-filmnya sebelumnya.
Ketiga, dalam menciptakan atmosfer horor, Sinden Gaib juga layak diberi pujian. Pasalnya, di saat adegan pada siang hari pun, film ini mampul menghadirkan suasana yang mencekam. Uniknya, ketika scene malam hari, pencahayaan dalam film ini justru terasa 'terang'. Apakah itu menjadi kekurangan? Silakan sobat teater nilai sendiri.