Review Shining for One Thing: Drama Remaja yang Unik, Ringan dan Manis

Baba Qina - Rabu, 31 Januari 2024 19:31 WIB
Review Shining for One Thing: Drama Remaja yang Unik, Ringan dan Manis

Drama tentang perjalanan masa remaja menuju dewasa memang selalu memiliki pesonanya sendiri di hati. Tak peduli Korean drama, Chinese Drama, ataupun Thai-series. Nuansa drama romansa remaja, diwarnai dengan konflik-konflik khas kisah remaja-dewasa yang rasanya macam nano-nano, manis asem asin pahit semuanya ada. Khusus untuk Chinese Drama, rata-rata timelinenya tidak berhenti hanya sampai kelulusan atau masuk kuliah saja, namun hingga ke dunia kerja. Jadi para penonton seakan benar-benar diajak menikmati perjalanan kedewasaan tokoh-tokohnya.

Mungkin memang banyak drama dengan tema sejenis, jadi memang harus ada daya tarik unik yang dijual agar menarik para penonton. Daya tarik itu bisa jadi dengan cara menyajikan cerita yang bagus atau unik, atau bisa juga dengan menjual chemistry para pemainnya. Film Shining for One Thing ini boleh dibilang terasa unik karena memadukan genre romance, misteri, fantasi, dan tema masa muda di dalamnya.

Film Shining for One Thing sendiri mengisahkan tentang Zhang Wansen (Qu Chuxiao) yang telah lama menyukai Lin Beixing (Zhang Jianing) dan berniat untuk menyatakan cintanya. Zhang Wansen menyukai Lin Beixing tanpa syarat dan telah lama memendamnya setelah ujian masuk perguruan tinggi. Ketika akan menyatakan cinta, sebuah kecelakaan konser tiba-tiba mengubah rencananya.

Secara ajaib, Zhang Wansen kembali ke masa lalu. Ia memulai kembali musim panas sebelum tragedi ajaib tadi terjadi, dan bertemu pujaan hatinya, Lin Beixing. Namun, musim panas yang menggembirakan itu tampaknya tak sesederhana yang ia kira. Lantas, berhasilkah Zhang Wansen mengutarakan cintanya kepada Lin Beixing?

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, terdapat unsur fantasi perjalanan waktu dalam film ini. Nah, perjalanan waktu dalam film ini menggunakan teori dunia paralel, sehingga apa yang diperbuat ketika kembali ke masa lalu tidak akan mengubah masa depan yang sedang berjalan, melainkan menciptakan sebuah alur masa depan paralel yang berbeda dengan masa depan yang telah ada.

Cerdasnya sang pembuat film ini karena mampu menggunakan konsep tadi untuk membuat jalan cerita yang tak terduga. Sang pembuat juga jago dalam memainkan perasaan para penontonnya. Bayangkan, setelah mengangkat harapan penonton tinggi-tinggi, tetiba ia malah menyajikan adegan yang menghempaskan semua impian itu.

Saat menonton film ini, sobat teater dijamin akan merasa seperti sedang bermain game, di mana ada “tugas” yang harus diselesaikan dan apabila tidak terselesaikan maka permainan menjadi selesai, dan si pemain, dalam hal ini sobat teater, akan diberikan kesempatan untuk mengulang kembali permainan yang bisa jadi hasilnya akan berbeda dari percobaan sebelumnya. Zhang Wansen diberi kesempatan kembali ke masa lalu, di mana dia berusaha untuk memperbaiki kehidupannya dan tiap kali dia pergi ke masa lalu, alurnya menjadi berubah.

Selain jalan cerita yang menarik, film ini juga didukung oleh chemistry para pemainnya yang oke punya serta musik latar yang bagus dan keren. Jadi, yang membekas tidak hanya jalan cerita atau chemistry para pemain, tapi juga OST-nya yang dijamin akan langsung masuk ke playlist musik sobat teater.

Sinematografinya juga patut diapresiasi, walaupun tidak se-wah drama-drama buatan Korea. Pun begitu dengan CGI-nya yang masih terasa kurang maksimal di beberapa bagian.

Namun begitu, film ini tetap amat direkomendasikan bagi sobat teater penggemar drama remaja yang relatif ringan dan manis. Tapi, drama ini tentunya tidak akan  monoton karena ada bumbu fantasi dan sedikit misteri di dalamnya. Jadi, tunggu apalagi? Segera ajak serta orang terkasih untuk menemani sobat teater menonton film ini!