Review Sengkolo Malam Satu Suro: Film Horor dengan Visual dan Scoring yang Ciamik

Baba Qina - Sabtu, 22 Juni 2024 07:12 WIB
Review Sengkolo Malam Satu Suro: Film Horor dengan Visual dan Scoring yang Ciamik

Sukses film Heart beberapa tahun silam memang tak bisa dipungkiri berkat tangan dingin seorang sineas bernama Hanny Saputra. Dialah sosok yang paling bertanggung jawab atas terbiusnya jutaan remaja se-tanah air kala itu. Namun, beberapa tahun terakhir, namanya mulai mendapatkan banyak kritikan tatkala ia lebih sering mengangkat film-film bergenre horor yang berkualitas rendah.

Tak kapok, kini ia kembali dengan film yang lagi-lagi bergenre horor yang berjudul Sengkolo Malam Satu Suro. Sengkolo Malam Satu Suro bercerita tentang Ibrahim (Donny Alamsyah), seorang pemandi jenazah yang harus menghadapi tragedi mengerikan ketika seluruh keluarganya terbunuh dalam sebuah insiden brutal. Kejadian tersebut membuat Ibrahim memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai pemandi jenazah.

Suatu hari, di desa tempat tinggalnya, terjadi serangkaian kematian misterius yang menimpa sebuah keluarga kaya. Penduduk desa lalu berspekulasi bahwa kematian tersebut disebabkan oleh ilmu hitam, yang berimbas tidak adanya pemandi jenazah yang berani mengurus jenazah tersebut. Pak Kades (Fauzan Nasrul) akhirnya meminta bantuan kepada Ibrahim.

Meskipun awalnya sangat ragu dan enggan terlibat, setelah beberapa pertimbangan, Ibrahim akhirnya setuju untuk membantu. Setahun setelah kejadian tersebut, Ibrahim menemukan petunjuk yang mengarah pada penyebab sebenarnya dari kematian keluarga tadi. Petunjuk ini membawanya kembali ke rumah terkutuk tempat tragedi itu terjadi. Di sana, Ibrahim harus berhadapan dengan kekuatan jahat yang bersembunyi di balik kematian misterius tersebut.

Well, Sengkolo Malam Satu Suro mungkin menjadi film yang secara visual oke dan upgrade besar dari karya Hanny Saputra sebelum sebelumnya. Namun sayangnya, secara cerita, film ini terasa masih bingung ingin dibawa ke arah mana.

Setelah tahun lalu kita semua dikejutkan oleh adegan ruqyah pembacaan Al-Quran via YouTube dan hantu dengan rambut pajang bergelantungan mengganggu karakter yang diperankan Nirina Zubir dalam film Pesugihan: Bersekutu Dengan Iblis, kali ini sang sutradara membuat film horor yang masih bisa ditolelir meskipun masih agak kurang dalam berbagai hal.

Aspek yang cukup menonjol dalam film ini sebenarnya ada di divisi scoring, yang membuat film ini terasa high class dengan diiringi sinematografi dan penataan artistik yang ciamik. Donny Alamsyah juga cukup berhasil dalam membawa karakternya, dan secara mengejutkan film ini layaknya campuran antara film Qodrat, Kuntilanak, dan Pemandi Jenazah yang membuat kita penasaran dengan progress ceritanya.

Lalu kini kita beralih ke aspek minornya. Saat pertama kali membaca judul filmnya, penulis sempat berekspektasi bahwa film ini akan berfokus pada plot malam satu suronya saja, dan akan kental dengan cerita-cerita dari suku Jawa yang masih memiliki kepercayaan erat dengan malam satu suro tersebut. Namun, ekspektasi hanyalah tinggal ekspektasi. Menonton narasi film ini layaknya sedang menonton sinetron televisi ternama berjudul Jodoh Pengantar Jenazah yang dialihwahanakan menjadi sebuah film layar lebar.

Pada akhirnya, setelah selesai menonton film ini, mungkin banyak dari kita yang berharap agar seorang Hanny Saputra berhenti untuk membuat film bergenre horor, dan kembali fokus dalam menggarap film-film drama macam Heart atau Love is Cinta yang pernah melambungkan namanya dahulu kala.