Review Sehidup Semati: Penuh Misteri yang Bikin Penasaran
Baba Qina - Jumat, 12 Januari 2024 13:41 WIBBagi yang sudah pernah menonton film-film garapan Upi, pasti familiar bahwa sutradara yang satu ini gemar membuat film-film yang bisa dibilang stylish seperti Realita, Cinta dan Rock'n Roll, Radit dan Jani sampai Serigala Terakhir, terlepas dari apakah style tersebut substansial dan terasa pas ataukah hanya tempelan belaka dan kadang terasa menggelikan.
Tapi, dari deretan film-filmnya, penulis amat yakin bahwa sesungguhnya seorang Upi memiliki kemampuan serta potensi yang sangat besar untuk menyajikan film yang memuaskan dan punya gaya yang unik, berbeda di banding film-film Indonesia kebanyakan.
Sehidup Semati, sebuah film bergenre horor thriller menjadi karya terbaru Upi di belantika perfilman nasional. Sehidup Semati mengisahkan Renata (Laura Basuki) yang dibesarkan dengan pemahaman tentang peran ideal seorang istri, yaitu mengorbankan segalanya demi keluarga dan rumah tangga. Ia kemudian menikah dengan Edwin (Ario Bayu), yang mulanya tampak sebagai suami baik dan penyayang. Namun, seiring waktu, Edwin menunjukkan sifat sebenarnya yang egois dan terlalu mengontrol.
Bahkan, ia seringkali melakukan kekerasan terhadap Renata. Edwin juga tidak setia, terlibat dalam perselingkuhan meski Renata telah berperan optimal sebagai istri. Akibatnya, Renata mengalami tekanan emosional, stres, dan depresi akibat perlakuan kasar dan pengkhianatan Edwin. Dia juga dihantui oleh bayangan wanita imajiner yang mempengaruhi pikirannya.
Meski begitu, Renata tetap berusaha untuk menyelamatkan pernikahannya dan menghadapi tantangan yang ada di rumah tangganya. Lantas, bagaimanakah nasib rumah tangga Renata selanjutnya?
Sehidup Semati memulai menit-menit awalnya dengan cukup meyakinkan. Menampilkan atmosfer riang yang dipadukan dengan set menawan ala film-film barat berpadu dengan kemunculan karakter Asmara (Asmara Abigail) yang cukup misterius. Dari situ, Sehidup Semati seolah mengajak kita ke dunia lain yang menjanjikan banyak misteri menarik.
Namun, apa yang muncul setelah itu hingga pertengahan film sayangnya hanyalah pengulangan demi pengulangan yang membosankan. Tapi untungnya, Sehidup Semati jelas memperlihatkan bahwa misteri yang tersaji bukanlah tentang "siapa" tapi "mengapa" sehingga misterinya tetap tersimpan rapat dan cukup menarik.
Tapi, lagi-lagi sangat disayangkan ketika sebagian besar durasinya hanya berputar-putar pada misteri mengenai karakter Asmara yang absurd. Untungnya, pada saat memasuki paruh akhir, film ini mulai menemukan kembali daya tariknya yang sempat menghilang tadi.
Secara keseluruhan, Sehidup Semati jelas masih jauh dari kata buruk meskipun terasa kurang mendalam mengeksplorasi psikologis karakternya dan sama sekali tidak memberikan hal baru baik dalam misteri maupun kejutan di dalamnya. Dengan eksekusi setting dan tata artistiknya yang kebarat-baratan dan terlihat indah, film ini boleh dibilang memuaskan dari aspek visualnya.
Selipan bumbu gore dan sedikit kesadisan pun terasa efektif membangun atmosfer mengerikan dalam filmnya. Andaikan Sehidup Semati lebih mendalam menampilkan sisi psikologis karakternya, penulis yakin film ini akan menjadi sebuah terobosan yang sangat bagus bagi perfilman Indonesia.