Review Sampai Nanti, Hanna!: Bukan Drama Romantis Biasa
Baba Qina - Senin, 9 Desember 2024 10:31 WIBKarya terbaru sutradara Agung Sentausa berjudul Sampai Nanti, Hanna! Sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia. Film ini mengisahkan cerita cinta kampus di era 90-an yang berbalut aktivisme.
Sampai Nanti, Hanna! mengikuti perasaan mendalam Gani (Juan Bio One) terhadap Hanna (Febby Rastanty), yang berawal dari kekaguman terhadap suaranya hingga cinta tak terucapkan yang ia tuliskan dalam jurnalnya di tengah perjuangan aktivisme.
Sementara itu, Hanna mencari kebebasan dari didikan yang penuh tekanan, namun akhirnya menikahi Arya (Ibrahim Risyad), yang ternyata memiliki sifat abusif. Satu dekade kemudian, takdir mempertemukan kembali Gani dan Hanna, memulai babak baru dalam hidup mereka.
Menurut penulis, film produksi Pic[k]lock Films, Azoo Projects, dan Fortius Films ini sangat unik dan menarik jika dibandingkan dengan film-film lokal lain dalam genre drama romantis. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi alasan utamanya.
Pertama, untuk ukuran film drama percintaan, Sampai Nanti, Hanna! punya range cerita yang cukup luas, dalam arti bukan sekedar kisah asmara Hanna dan Gani. Ya, meskipun mengeksplorasi cinta, perjuangan, dan penemuan jati diri dalam perjalanan mereka, namun film ini juga punya elemen-elemen pelengkap yang cukup kompleks yang menambah bobot ceritanya menjadi lebih menarik.
Kedua, perjalanan dan transformasi para karakter utamanya adalah nyawa dari film ini. Menurut penulis, faktor itulah yang membuat Sampai Nanti, Hanna! tampil menjadi drama romantis yang tidak biasa. Berbagai latar belakang, isu, masalah, dan bagaimana cara Hanna, Gani, dan Arya menghadapi itu semua begitu memikat. Sangat enak untuk diikuti dari awal sampai akhir.
Ketiga, dua hal di atas semakin paripurna dengan dukungan penampilan impresif dari para pemeran utamanya, terutama Juan Bio One dan Febby Rastanty. Bagi penulis, keduanya tampil sangat baik melakoni karakter masing-masing.