Review Samawa, Kisah Rumah Tangga yang Menguras Emosi

Reskia Ekasari - Senin, 3 Maret 2025 08:37 WIB
Review Samawa, Kisah Rumah Tangga yang Menguras Emosi

Travel Stories Pictures menghadirkan film Samawa yang mengusung cerita rumah tangga. Beda dari cerita kehidupan pernikahan biasa, film ini menyoroti isu KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga).

Fenomena KDRT bukan hal yang asing, tapi jarang ditelisik dan dipahami secara mendalam karena dianggap tabu.

Nah, film yang satu ini mengajak penonton untuk melihat isu KDRT dari sudut pandang yang lebih luas.

Ceritanya yang relate juga bakal membawa kamu ikut hanyut dalam perjalanan emosional. Yuk, simak ulasan dari film terbaru ini.

Samawa, Soroti KDRT dari Perspektif Berbeda

Penulis naskah sekaligus sutradara yang menggarap film, Ganank Dera mengungkapkan keinginan untuk menyoroti isu rumah tangga dari berbagai sisi.

Meskipun mengangkat cerita yang berpusat pada keluarga yang terjebak dalam KDRT, Samawa tidak lantas menampilkan adegan kekerasan sebagai fokus utama.

Namun, alurnya justru mencoba mengeksplorasi dinamika hubungan antara pihak yang terlibat.

Cerita berpusat pada Yura seorang wanita yang tumbuh dalam budaya Jawa yang kental.

Tradisi mengajarkan pada Yura bahwa seorang istri harus selalu mematuhi suami dan berusaha mewujudkan rumah tangga yang samawa.

Arti Samawa secara harfiah yaitu sakinah, mawadah, wa rahmah. Ucapan doa tersebut merujuk pada keluarga yang harmonis dan bahagia.

Namun, kenyataan yang terjadi jauh dari harapan Yura. Hal ini karena Andi, sang suami, mulai berubah setelah mereka menikah. Ia menunjukkan temperamen dan perilaku yang mengancam keharmonisan rumah tangga mereka.

Andi ternyata juga merupakan sosok yang penuh rahasia. Lebih buruk lagi, dosa-dosa Andi mulai menghancurkan rumah tangga yang mereka bangun.

Menghindari Narasi Klise

Kenyataan pahit tentang kehidupan pernikahannya membuat Yura terjebak dalam dilema berat karena begitu berbeda dari prinsip tradisional yang ia yakini.

Namun, alur tidak hanya sebatas menampilkan penderitaan Yura menghadapi sosok suami yang kejam. Film ini juga menyoroti berbagai sisi hubungan toksik yang sering kali tidak terlihat dari permukaan.

Daya tarik dari Samawa adalah keberhasilannya mengungkap dimensi lain dari pelaku dan korban KDRT.

Bukan sekedar kekerasan fisik, tapi juga tekanan soal, manipulasi emosional, dan psikologis antara korban dan pelaku yang saling mengikat.

Hal tersebut membuat film sukses menghindari narasi klise yang sering kali membayangi cerita rumah tangga tentang KDRT.

Selain menunjukkan konflik batin Yura, film juga mengajak penonton memahami mengapa ia masih bertahan dalam rumah tangga yang toksik.

Refleksi pada Realitas

Film ini mengangkat kisah perjalanan rumah tangga pasangan muda yang sangat relate dengan masyarakat. Isu tentang KDRT juga terjadi pada kehidupan nyata.

Namun, Samawa bukan mencoba memberikan pembenaran bagi KDRT. Melainkan mengajak kita membuka mata tentang adanya sisi kompleks yang sering terabaikan dari fenomena ini.

Kisah Yura dan Andi seakan mengajak kita untuk berpikir lebih dalam mengenai fenomena KDRT. Film juga menyampaikan pesan perlunya bersikap berani saat menghadapi ketidakadilan.

Secara keseluruhan, Samawa merupakan tontonan yang bagus. Namun, beberapa bagian alur bisa terasa melambat hingga konflik kurang memuncak. Buat kamu yang penasaran cerita lengkapnya, bisa langsung nonton film terbaru ini di bioskop.