Review Rambut Kafan: Ketika Harta Warisan Membawa Petaka

Baba Qina - Sabtu, 20 Januari 2024 16:23 WIB
Review Rambut Kafan: Ketika Harta Warisan Membawa Petaka

Mendapati keterlibatan Helfi Kardit selaku sutradara sekaligus penulis, kita akan tahu bahwa film Rambut Kafan ini bakal berakhir buruk. Dan benar saja, rupanya asumsi tersebut tidak meleset, sebab Rambut Kafan bukan secara mengejutkan dapat disebut sebagai film horor lokal terburuk di pembuka tahun 2024 ini.

Anwar (Yama Carlos) dan Mirna (Virnie Ismail) merupakan pasangan suami istri yang sudah mempunyai satu orang anak, Tari (Bulan Sutena). Mirna yang ingin sekali memperoleh bayi laki-laki terus mengalami keguguran sebanyak tiga kali. Peristiwa itu membawa kemampuan fisik serta mental Mirna menjadi lemah. Tari pun sebagai anak lalu merawat ibunya dengan sepenuh hati selama kurang lebih tiga tahun.

Ketika Mirna berada di rumah sakit maupun di kediamannya, terdapat satu sosok yang kerap mengganggu. Kejadian ini bukan hanya berdampak pada kehidupan Mirna, tapi juga orang lain yang sedang merawatnya. Mirna pun berhasil bertahan selama beberapa waktu sebelum akhirnya meninggal dunia.

Ketika situasi berkabung tersebut sedang berlangsung, Suban (Aiman Ricky) datang mengunjungi tempat tinggal Mirna dan Anwar. Pria itu merupakan adik kandung Anwar yang menyambangi rumah penuh teror dengan maksud meminta harta warisan. Tini (Nita Gunawan), ART suruhan Anwar, ternyata kerap melihat Suban datang ke rumah secara diam-diam.

Aktivitasnya Suban yang mencurigakan ini membuat Tari bertanya-tanya. Terlebih peristiwa gaib dan tidak masuk akal seringkali terjadi di sana. Oleh sebab itu, Tari bersama kawannya yang bernama Navi (Maghara Adipura) berusaha mencari akar permasalahannya. Bisakah mereka berdua menemukan jawaban atas kejadian horor ini?

Rambut Kafan sejatinya adalah sebuah film horor yang mengingatkan kita kembali pada film-film horor medioker di pertengahan tahun 2000an. Lalu, apa yang bisa diharapkan dari film ini? Ya, tidak ada, karena ini adalah sebuah film horor medioker. Durasinya hanya 96 menit tetapi rasanya lambat sekali. Tidak terlalu seram, tidak juga mengagetkan. Adegan-adegan andalannya sudah dispill di trailer. Ceritanya yang sederhana sebetulnya bisa bagus jika dibuat solid seperti film Kajiman (2023).

Judul Rambut Kafan sendiri sebenarnya juga tidak begitu penting, karena inti utama filmnya adalah tentang pesugihan menggunakan janin dengan memakai medium rambut dan kafan untuk mengambil tumbal. Sosok setan perempuan yang muncul di poster dan dilihat oleh karakter ART juga tidak jelas karena sosok iblislah yang utama. Tagline filmnya yakni Rambut Pembawa Maut juga tidak berhubungan dengan cerita secara langsung.

Film ini juga terlihat jelas minim karakter pendukung karena keterbatasan budget. Seperti misalnya latar utamanya yaitu rumah besar yang difungsikan sebagai simbol kelaurga kaya tetapi ART yang ditampilkan hanya satu. Dialog-dialognya juga tidak terasa natural, terutama karakter Tari. Belum lagi jika kita menyinggung karakter Tari dan Suban yang juga tampak sepantar.

Pada akhirnya, jika boleh membandingkan, masih jauh lebih menarik film-film produksi Shankar RS yang disutradarai oleh Nayato alias Koya Pagayo ketimbang yang disutradarai oleh Helfi Kardit ini. Biarpun ceritanya medioker tapi treatment horornya masih mampu dibuat menarik dan seru. Mungkin, di proyek berikutnya, Shankar RS bisa kembali berkolaborasi dengan Nayato Fio Nuala?