Review Pemukiman Setan: Film Horor dengan Action dan Thriller yang Ciamik!
Baba Qina - Jumat, 26 Januari 2024 16:09 WIBDahulu kala, genre goror selalu dibuat sederhana. Baik melawan jahat. Hitam melawan putih. Setan melawan Tuhan. Namun hal tersebut menjadi semakin kompleks seiring kita sadar kalau manusia dapat menjadi lebih iblis daripada setan itu sendiri. Hal itu pun berdampak kepada genre horor lokal yang dibuat semakin “ribet” di sektor plotnya.
Dan film Pemukiman Setan garapan Charles Gozali ini tampak dibuat untuk mengembalikan kodrat baik melawan jahat yang mulai mengabu tersebut. Mengembalikan harapan akan masih ada sang pembela kebenaran.
Film Pemukiman Setan mengisahkan sekelompok sahabat, Anya (Maudy Effrosina), Sarah (Adinda Thomas), Rio (Bhisma Mulia), dan Andi (Daffa Wardhana), yang terperangkap dalam rencana merampok rumah antik di tengah hutan yang direncanakan oleh Rio.
Tidak menyadari bahwa rumah tersebut ternyata memiliki rahasia terkutuk, di dalamnya bersemayam arwah seorang dukun perempuan yang sangat jahat. Arwah tersebut berniat membalas dendam kepada siapa saja yang berani mengganggunya, dan Anya bersama teman-temannya harus berjuang untuk bertahan hidup dari teror yang mengerikan.
Charles Gozali sekali lagi membuktikan lewat horor terbarunya ini yang mungkin secara premis ceritanya terdengar biasa saja, tapi percayalah, ini adalah langkah awal untuk mengemas sebuah film horor yang berani tampil beda. Dari opening filmnya, kita langsung diperlihatkan gore yang sadisnya kelewat brutal.
Film ini sejatinya memiliki multi genre yang dikemas menjadi satu. Action? badass! Heist? boleh juga! Thriller? sadis! Komedi? lumayan mengocok perut! Naskahnya juga memakai bahasa Jawa yang dialognya terasa luwes dan kental dengan unsur budaya serta kerajaan Jawa. Ceritanya memang cukup kompleks tapi tidak menghilangkan fokus utama yang ingin diceritakan dan itu semua tidak dibuat bertele-tele.
Tak hanya itu, Pemukiman Setan hadir dengan aspek teknis yang ciamik, seperti penggunaan sinematografi yang keren, set design yang sangat lokal, hingga scoring yang efektif membangun nuansa pada berbagai scene-nya. Walau harus diakui, beberapa color tone-nya masih terlihat cukup menjemukan karena representasinya yang terasa kurang konsisten.
Namun tetap, Pemukiman Setan berhasil membuka peluang baru bagi film horor dengan kearifan lokal yang tak selamanya harus mengekor pada standar Hollywood. Meski mengalami pergeseran tema, Charles Gozali tetap berhasil sajikan horor yang cukup berkesan melalui berbagai representasi menarik di dalamnya.