Review #OOTD: Outfit of The Designer: Film Menyenangkan dengan Konsep Fashion yang Menarik

Baba Qina - Jumat, 26 Januari 2024 15:36 WIB
Review #OOTD: Outfit of The Designer: Film Menyenangkan dengan Konsep Fashion yang Menarik

Perbincangan tentang fashion memang tidak akan pernah ada habisnya. Para fashion designer tampaknya tidak pernah kehabisan ide untuk menciptakan barang-barang yang menawan, seperti tas, busana, sepatu, dan aksesori lainnya. Ya, dunia fashion designer memang selalu terlihat glamor. Akan tetapi, tidak seperti penampilannya, perjalanan dalam menciptakan fashion item yang ikonik tidaklah mudah.

Dimas Anggara dalam karya debut penyutradaraan ini coba menangkap premis di atas tadi ke dalam sebuah film yang berjudul #OOTD atau Outfit of The Designer. Outfit of The Designer sendiri adalah film pertama di Indonesia yang berani mengambil tema tadi.

Outfit of The Designer berkisah tentang Nare (Jihane Almira), seorang mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Birmingham, Inggris. Nare memiliki mimpi menjadi seorang designer top sehingga dirinya mengambil jurusan fashion desainer. Keinginan Nare diperkuat dengan kuliah langsung di pusat fashion dunia yaitu di Inggris.

Keinginan Nare dalam memperjuangkan mimpinya tentu tidak mulus dan semudah membalikkan telapak tangan. Perjuangan Nare juga ditemani dan didukung oleh teman-temannya yaitu Bagas (Rangga Wahyu Nattra), Luni (Asmara Abigail), Mala (Givina Lukita Dewi), Dante (Jolene Marie) dan Azka (Derby Romero). Ternyata dalam perjuangan meraih mimpinya Nare didukung oleh pacarnya yaitu Azka dengan kisah toxic relationshipnya.

Kisah percintaan Nare dan Azka yang tidak sehat ini sering kali berselisih paham. Dalam kesempatan tersebut hadirlah Bagas yang seorang fotografer membantu Nare. Bagas juga kerap membantu foto desain dan fashion yang diciptakan Nare dengan begitu menawan. Lantas, bagaimanakah lika-liku kisah mereka selanjutnya?

Jujur, bagi penulis, penokohan atau karakterisasi di film ini terbilang berhasil, khususnya di paruh awal yang menjadi babak terbaik filmnya. It's enjoyable, fun with interesting concept about fashion. Dibantu oleh performa line-up cast yang akan membuat kita terpaku di kursi bioskop. Belum lagi performa Asmara Abigail yang lagi-lagi akan menyita perhatian sobat nonton. Tapi sayangnya, hanya sampai di sini saja keunggulan filmnya, karena selanjutnya ceritanya malah menjadi tidak masuk akal.

Penulis sama sekali tidak mengerti dengan keputusan si pembuat film ini untuk membelokkannya ke arah drama tragis. Padahal apabila fokusnya murni tentang fashion, film ini akan tetap menarik, apalagi ditunjang oleh sisi teknisnya yang mumpuni. Babak akhirnya membuat ketertarikan kita sebagai penonton ke karakternya seketika akan lenyap.

Tapi pada akhirnya, jika sobat nonton ingin mencari sebuah film yang mengedepankan unsur fashion, maka tontonlah film ini. Dan bagi Dimas Anggara, semoga ini menjadi pembelajaran bagi dirinya jika kelak ingin kembali menjajal bangku penyutradaraan.