Review Mohon Doa Restu: Drama Komedi Berdaya Hibur Tinggi
Baba Qina - Sabtu, 28 Oktober 2023 14:32 WIBMohon Doa Restu yang disutradarai oleh Ody C. Harahap ini sekali lagi membuktikan kapasitasnya dalam menggarap tontonan berdaya hibur tinggi. Tapi, sebenarnya film ini lebih terasa sebagai pengingat tentang betapa bagusnya penulisan komedi dari duo Yayu Yuliani dan Cassandra P. Cameron. Kita dipastikan akan tertawa lepas sepanjang durasi, karena selain kreatif, humor dan satirnya begitu nyata. Ody lalu merangkai absurditas tadi lewat realita yang teramat dekat.
Film Mohon Doa Restu menceritakan sepasang kekasih bernama Mel (Syifa Hadju) dan Satya (Jefri Nichol) jelang pernikahan mereka. Mel dan Satya adalah teman masa kecil yang saling jatuh cinta saat mereka dewasa. Mereka lalu yakin untuk melanjutkan hubungan hingga ke jenjang pernikahan. Hubungan harmonis dan romantis Mel-Satya pun didukung oleh persahabatan kedua ibu mereka.
Widi (Cut Mini) ibu Mel dan Ira (Sarah Sechan) ibu Satya adalah sahabat yang sangat dekat dan akrab. Oleh karena itu, Widi dan Ira menyambut gembira rencana Mel dan Satya untuk menikah. Akan tetapi, masalah datang ketika Mel dan Satya sudah di tahap mempersiapkan pernikahan. Ira dan Widi dalam mulai masuk ke rencana-rencana indah dua anaknya itu hingga terasa mengganggu dan menginterupsi.
Di satu sisi, Satya berusaha untuk bertahan, namun di sisi lain Mel merasa ragu dengan rencana pernikahan mereka. Mel mulai meragu apakah situasi ini adalah yang benar-benar ia inginkan, terjebak dengan mertua yang tak jauh berbeda dengan ibunya. Mel pun mulai mempertanyakan apakah Satya adalah laki-laki tepat untuk mendampinginya sampai akhir hidup.
Yes, premis film ini bagai sebuah pertanyaan yang akan diajukan oleh keluarga, khususnya orang tua kita setelah fase "kapan lulus?" dan sebelum "kapan punya anak?". Sebuah pertanyaan klise yang tidak pernah gagal menghadirkan teror bagi mereka yang menjadi "korban". Bermodalkan pertanyaan itu, lalu hadirlah film ini.
Tapi apa yang diberikan oleh Mohon Doa Restu bukanlah tontonan dengan orientasi hasil akhir. Proses menuju kesana yang berisikan lika liku emosi adalah sajian utamanya. Jika diperhatikan, walau mengusung formula rom-com klise, film ini membangun dinamika lewat cara yang berbeda. Alih-alih mencampur dan menghadirkan komedi serta konflik dramatis secara bergantian, film ini bagaikan dibagi menjadi dua. Bagian pertama film ini penuh dengan komedi. Lalu dilanjut dengan bagian kedua yang berfokus pada drama.
Sesungguhnya film ini dimulai dengan agak tertatih saat beberapa komedi pembuka terasa kurang menggigit. Tidak murahan, tapi seperti asal dilemparkan tanpa memperhatikan timing yang pas. Lalu semuanya berubah saat dua karakter sang ibu mulai masuk. Jefri Nichol dan Syifa Hadju yang tadinya terasa "sendirian" menanggung momen komedik menjadi punya tandem sepadan untuk bisa melempar guyonan berbentuk pertengkaran.
Jefri Nichol dan Syifa Hadju memang memiliki chemistry super kuat untuk membuat setiap kehadiran mereka bersama menjadi begitu berkesan. Secara individu mereka bagus, tapi disaat dipasangkan dalam satu scene, terciptalah dinamika kuat yang jika membahas bagian pertama, dinamika itu berujung pada keberhasilan dalam mengocok perut penonton.
Pada bagian kedua, seperti yang sudah disinggung di atas tadi, komedinya sedikit dikurangi dan berganti dengan drama penuh konflik. Tapi bukan berarti komedinya hilang secara total, hanya saja lebih berperan sebagai pemanis agar situasi tidak terasa kaku. Setelah berbagai tawa di awal, konflik cukup tinggi yang mendominasi paruh kedua terbukti berhasil membuat dramanya lebih kuat. Setelah canda tawa, penulis nyatanya berhasil dibuat ikut tertohok oleh berbagai konflik yang muncul.
Sentuhan konfik tadi makin menguatkan kesan realita, dan tidak semata-mata berpijak pada fantasi romansa indah yang seringkali hadir pada film komedi romantis Indonesia belakangan ini. Dan Monty Tiwa sekali lagi membuktikan bahwa dirinya seringkali masih berhasil dalam mengangkat isu sederhana menjadi rangkaian kisah cerdas, menyegarkan sekaligus menghibur. Ia juga mampu memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki mulai dari naskah dan akting kuat berkat timing sempurna, baik itu komedi maupun drama. Beginilah seharusnya komedi romantis dibuat. Punya komedi lucu, dan kisah cinta romantis yang mampu mengaduk-aduk perasaan.