Review Lansky: Kisah Unik dan Menarik Pensiunan Gangster

Baba Qina - Senin, 8 Januari 2024 17:58 WIB
Review Lansky: Kisah Unik dan Menarik Pensiunan Gangster
(foto/image: imdb)

Film terbaru produksi 120dB Films berjudul Lansky telah tayang di bioskop seluruh Indonesia. Disutradarai oleh Eytan Rockaway, biopik ini berkisah tentang Meyer Lansky (Harvey Keitel) yang sudah tua diselidiki oleh FBI.

Lansky dicurigai telah menyembunyikan jutaan dolar selama setengah abad. Alih-alih melawan, pensiunan gangster itu justru mengungkapkan kebenaran yang tak terungkap tentang kehidupannya sebagai bos National Crime Syndicate.

Menurut penulis, film yang sejatinya sudah dirilis tahun 2021 lalu itu menawarkan banyak hal baru di genre-nya. Salah satunya adalah sosok Lansky-nya itu sendiri. Sebagai seorang gangster, ia bukanlah gambaran mafia yang menyeramkan apalagi mengerikan. Di masa tuanya, ia terlihat sangat ramah, dan bahkan tidak garang sama sekali.

Sang sutradara juga tidak membuat Lansky layaknya film tentang gangster kebanyakan. Ia justru membuat karakter utamanya lebih humanis namun tetap padat.  Jenis film seperti ini membutuhkan tiga syarat penting untuk nantinya dapat disebut sebagai tontonan bergizi dan nikmat untuk dicerna.

Pertama, segi ceritanya itu sendiri. Kedua, penampilan akting, dan yang ketiga adalah cara penyampaian alias storytelling-nya. Dan ketiga hal tersebut berhasil dimaksimalkan sang sutradara.

Dari segi penceritaan, misalnya, Lansky berhasil menyampaikan dua hal penting yang berhubungan langsung dengan apa yang dirasakan oleh si karakter utama, yakni perihal uang dan keluarga. Sobat teater akan diajak melihat ke dalam sudut pandang Lansky, dan ikut mengalami pengalaman-pengalaman di sepanjang hidupnya.

Sebuah film yang baik memang seharusnya tidak perlu membuat tokohnya memohon untuk mendapatkan simpati dari kita sebagai penontonnya. Itulah yang coba ditampilkan film ini. Lansky digambarkan sebagai seseorang yang tidak pernah tampak sebagai manusia utuh secara alami. Tidak perlu ada paksaan agar si karakter utama terlihat amat bersalah.

Tapi, menurut penulis, Lansky bukanlah film yang bisa dinikmati banyak kalangan. Film ini punya pergerakan alur cukup lambat yang mungkin akan terasa membosankan dan menyiksa bagi sebagian orang. Terlebih sobat teater tidak akan banyak menemukan adegan sarat aksi, baku tembak, dan ledakan di dalamnya, meski berkisah tentang gangster.

Bahkan, banyak bagian dari film ini yang justru membuatnya lebih menyerupai film bergenre thriller psikologis. Alhasil, Lansky cenderung menjadi versi interpretasi kontemporer terhadap kehidupan salah satu sosok kontroversial dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda. Film ini memberikan pendekatan yang sedikit lebih intim dan realistis dibandingkan dengan film bergenre crime pada umumnya.