Review Jurnal Risa by Risa Saraswati: Bikin Ngeri dan Merinding!
Baba Qina - Sabtu, 13 Juli 2024 08:25 WIBIndonesia punya segala macam kisah mengenai hantu-hantuan yang sangat dekat dan merakyat. Dan apabila digarap dengan benar dan setia dengan kisah yang ada, maka sebuah sajian film horror yang seram bukanlah hal sulit dalam ranah film horror lokal. Tapi sayangnya, atas nama komersialitas hal tersebut mulai dikesampingkan.
Tapi sekali lagi perlu ditekankan apabila seorang sutradara horror lokal menampilkan segala kisah yang tidak dilebih-lebihkan dan bertutur apa adanya atau paling tidak mendekati hal tersebut, maka horror yang seram adalah sebuah jaminan. Dan seorang Rizal Mantovani telah melakukannya kali ini dengan film barunya yang berjudul Jurnal Risa by Risa Saraswati.
Film Jurnal Risa by Risa Saraswati sendiri akan berfokus pada cerita tentang sosok makhluk gaib yang menurut Risa Saraswati, menjadi yang paling mengerikan dan dihindari oleh dia dan timnya. Samex adalah nama sosok gaib yang Risa sendiri enggan menyebutkan namanya tadi. Alasan mengapa tim Jurnal Risa enggan mengutarakan nama hantu tersebut karena menurut Risa jika nama Samex disebut maka ia akan hadir dan mengikuti si pemanggil.
Kisah film pun bermula ketika salah satu tamu di konten Youtube Jurnal Risa bernama Prinsa Mandagie ikut dalam sebuah investigasi. Saat sedang melakukan pengambilan gambar di lokasi angker yang mereka yakini ada entitas gaib, Prinsa secara sengaja memanggil nama Samex untuk mendapatkan hasil konten yang menarik.
Kejadian selanjutnya sudah bisa diduga, Prinsa pun diikuti oleh Samex hingga pulang ke rumahnya. Berbagai kejadian mistis dan teror gaib mulai terjadi, salah satunya Prinsa mengalami kerasukan. Untuk mengusir sosok Samex yang terus meneror Prinsa, Risa dan tim melakukan berbagai cara dan harus mengalahkan ketakutannya sendiri agar Samex pergi. Lantas, berhasilkah usaha Risa dan tim Jurnal Risa untuk menghentikan teror dari Samex?
Pemilihan teknik mockumentary membuat film ini semakin terasa "keasliannya". Tapi teknik tersebut belum tentu menjamin sebuah film horror mampu tampil natural sehingga bisa saja membuat penonton dekat dengan kengerian yang ada. Contohnya adalah film berjudul Terekam karya Nayato Fio Nuala beberapa tahun silam yang penuh ke-lebay-an di sana-sini, dan pemilihan pemain yang jelas sudah dikenal orang, sekaligus premise yang sangat tidak masuk akal. Sedangkan film Jurnal Risa ini justru menggunakan pemain yang belum begitu dikenal publik.
Rizal Mantovani juga berhasil menghadirkan jenis-jenis teror yang memang dekat dengan kehidupan mistis Indonesia khususnya di dalam budaya Jawa Barat. Semuanya jenis horror yang ditampilkan film ini nyatanya hal-hal yang pernah kita atau paling tidak penulis dengar dan sudah bisa dibilang sebagai kultur di negeri ini.
Daripada mengandalkan tampilan muka rusak dan efek close-up yang malah membuat konyol, kemunculan hantu di sini lebih diperlihatkan dengan membangun aura. Sungguh hal yang ditawarkan di film ini adalah murni kengerian yang dibangun oleh suasana dan kultur yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Mungkin masih banyak yang bisa penulis tuliskan mengenai film ini, tapi berhubung penulis terus merinding apabila mengingat tentang film ini, maka penulis lebih memilih untuk menyelesaikan review sampai di sini saja. Dan bagi orang yang tidak terlalu percaya lagi pada hal-hal mistis, mungkin malah akan menganggap film ini konyol, tapi tidak bagi penulis