Review Joker: Folie à Deux: Serius, Realistis, dan Kelam

Salah satu sekuel paling dinanti tahun ini, Joker: Folie à Deux, sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia. Film ini berkisah tentang Arthur Fleck (Joaquin Phoenix) yang ditahan di Arkham sambil menunggu persidangan atas kejahatannya sebagai Joker. Sambil berjuang dengan identitas gandanya, Arthur tidak hanya menemukan cinta sejati (Lady Gaga), tetapi juga menemukan musik yang selalu ada di dalam dirinya.

Menurut penulis, angsuran kedua ini kembali menyuguhkan nuansa yang berbeda terkait karakter Joker jika dibandingkan dengan penampilannya dalam film-film DC kebanyakan. Ya, Joker: Folie à Deux karya Todd Phillips tak punya sajian aksi seru yang seru dan mendebarkan, melainkan kisah yang serius, realistis, dan kelam.

Layaknya film pertamanya, produksi terbaru Warner Bros. Pictures itu juga kembali menggunakan pendekatan studi karakter dalam menarasikan cerita Joker: Folie à Deux. Terutama terkait transformasi Joker dari manusia biasa yang cenderung tak berdaya menjadi sesosok manusia berbahaya yang dapat menggerakkan massa.

Ya, sobat teater sebagai penonton bakal didekatkan kepada karakter Arthur untuk mengulik apa saja isi dan jalan pikirannya, guna mengetahui dampaknya terhadp setiap langkah dan tindakan yang diambilanya. Menurut penulis, ini adalah sebuah cara bercerita yang memiliki dua sisi, yang pertama bisa saja menjadi menarik dan yang kedua malah justru akan membosankan bagi sebagian orang.

Terlepas dari itu, penampilan dua pemeran utama, Joaquin Phoenix dan Lady GaGa, memberikan penampilan akting yang luar biasa. Bagi penulis, film ini tanpa keduanya boleh jadi kehilangan 'nyawanya'. Terlebih dengan adanya unsur musikal di dalamnya, yang membuat keberadaan GaGa menjadi amat vital.

Yang pasti, layaknya angsuran sebelumnya, sekuel ini memberikan pesan bahwa sebagai manusia kita harus lebih peka kepada sesama, memanusiakan manusia, dan  mental illness merupakan suatu kondisi yang sepatutnya ditangani secara serius.