Review Jiu Jitsu: Ketika Para Ahli Jiu Jitsu Berhadapan dengan Alien

Ketika Jake Barnes (Alain Moussi), seorang petarung ahli Jiu Jitsu, menolak untuk menghadapi makhluk asing yang gigih bernama Brax (Ryan Tarran), masa depan umat manusia berada di ujung tanduk. Terluka dan menderita amnesia parah, Jake ditangkap oleh pasukan militer yang tidak diperlengkapi untuk melawan penyusup tanpa ampun yang telah turun ke bumi.

Jake diselamatkan oleh Wylie (Nicolas Cage), dan sebuah ordo kuno pejuang Jiu Jitsu yang harus membantunya memulihkan ingatannya dan mendapatkan kembali kekuatannya untuk bersatu dan mengalahkan Brax dalam pertempuran epik yang terjadi setiap enam tahun sekali yang akan menentukan nasib umat manusia.

Itulah kisah yang tersaji dalam karya terbaru sutradara Dimitri Logothetis berjudul Jiu Jitsu. Menurut penulis, salah satu yang mengecewakan dari produksi Highland Film Group ini adalah naskahnya. Itulah yang membuat layar lebar yang sejatinya sudah rilis di tahun 2020 tersebut masuk dalam kategori film kelas dua.

Tapi menariknya, menurut penulis, sang sutradara mampu berinovasi yang membuat Jiu Jitsu tidak menjadi sebuah film yang sepenuhnya 'murahan'. Logothetis sukses mengeksploitasi serta memanfaatkan segala unsur kekerasan, sci-fi, dan black comedy dengan cukup baik sehingga menjadikan film ini tampil maksimal.

Ya, Jiu Jitsu adalah contoh film yang mampu memenuhi seluruh ekspektasi mengenai sebuah film kelas B. Bahkan, beberapa kali mampu memberikan sesuatu yang lebih pada penontonnya. Dan Nicolas Cage, harus diakui merupakan salah satu aktor yang dapat bermain dalam sebuah film kelas dua, namun tetap menjadikan perannya tampak sangat memikat.

Jadi, bagi sobat teater yang suka dengan film action sederhana dengan cerita yang tidak rumit, namun tetap seru dan menghibur, Jiu Jitsu adalah jawabannya. Selamat menonton.