Review Ipar Adalah Maut: Punya Nilai Lebih Dibanding Film Bertema Perselingkuhan Lainnya

Baba Qina - Senin, 17 Juni 2024 08:00 WIB
Review Ipar Adalah Maut: Punya Nilai Lebih Dibanding Film Bertema Perselingkuhan Lainnya

Cinta datang tak pernah bisa ditebak, Nisa dipinang oleh dosen muda dari kampusnya, Aris, laki-laki cerdas yang punya pesona luar biasa. Pernikahan mereka bagai pernikahan negeri dongeng, sempurna, apalagi dengan kelahiran putri mereka, Raya.

Sayangnya, seperti juga cinta masalah datang tanpa diduga. Ibu Nisa tiba-tiba menitipkan putri keduanya, Rani, untuk tinggal bersama Aris dan Nisa. Rani tadinya menjaga jarak dengan Aris, tapi perlahan, celah hubungan terlarang terbuka. Di belakang Nisa, Aris mengkhianati pernikahan dengan adik kandung istrinya sendiri.

Sekelumit kisah di atas tersaji dalam karya terbaru Hanung Bramantyo berjudul Ipar Adalah Maut. Menurut penulis, sang sutradara memotret fenomena perselingkuhan dengan sangat jujur di film ini. Pangkal utamanya adalah miskomunikasi antara suami dan istri.

Selain itu, sang sutradara pun berani menyampaikan keseluruhan cerita ini dengan cukup liar dan apa adanya di beberapa bagiannya. Apresiasi tersendiri untuk Hanung yang cukup peka dalam melihat realita. Faktanya, film ini konon memang diangkat dari kisah nyata yang pernah viral di media sosial. Maka tak heran, percekcokan antara Nisa dengan Aris ataupun Nisa dengan Rani pada salah satu satu adegannya dibuat dengan bahasa yang terus terang.

Usaha untuk menyajikan hal tersebut pada dasarnya bukanlah suatu terobosan baru atau sesuatu yang mendobrak aturan. Pasalnya, seorang pembuat film hanya menggambarkannya ke dalam karya audio visual tanpa terjebak dengan sesuatu yang dirasa tabu. Keberanian lah yang membuat Ipar Adalah Maut punya nilai lebih ketimbang film-film lokal bertema perselingkuhan lainnya.

Bahkan, problem rumah tangga yang dirasa membosankan dan klise pun mampu terlihat bernyawa lewat film Ipar Adalah Maut. Ini salah satunya berkat tangan dingin sinematografer Ipung Rachmat Syaiful dalam menyajikan gambar-gambar yang artistik dan hangat, sekaligus kalem dalam kisah yang kelam. Keahliannya dalam memotret gambar membuat hal-hal kecil pun bisa menjadi poin menarik.

Meskipun bagian akhirnha terasa terlalu dipanjang-panjangkan, namun secara keseluruhan, Ipar Adalah Maut pada akhirnya mampu menyajikan sebuah potret masalah rumah tangga yang berasal dari nafsu masing-masing individu. Konflik ini bisa saja dialami oleh banyak orang di luar sana, yang makin diperkeruh dengan masalah-masalah eksternal lainnya.