Review Inside Out 2: Sajikan Narasi Berkualitas dan Visual yang Indah

Baba Qina - Jumat, 14 Juni 2024 08:32 WIB
Review Inside Out 2: Sajikan Narasi Berkualitas dan Visual yang Indah

Di tahun 2019 lalu, setelah merilis animasi Toy Story 4 di tahun tersebut, Pixar Animation Studios sempat memberikan pernyataan bahwa mereka tidak akan lagi memproduksi sekuel dari film-film rilisan mereka terdahulu. Sebuah pernyataan yang cukup disambut baik oleh para penggemar animasi, karena harus diakui, filmografi Pixar pada beberapa tahun ke belakang memang lebih banyak diisi oleh film-film sekuel maupun film-film dengan cerita orisinil yang kualitasnya terasa medioker.

Kini, di tahun 2024, Pixar coba melanggar janjinya tadi dengan merilis film animasi terbarunya yang berjudul Inside Out 2. Dari judulnya saja, kita semua sudah pasti bisa menebak sebuah sekuel dari film apakah ini. Ya, Inside Out 2 merupakan kelanjutan dari film Inside Out yang dirilis pada tahun 2015 lalu.

Kali ini, kita akan kembali mengikuti kelanjutan petualangan emosional Riley (Kensington Tallman), seorang anak perempuan yang kini sedang mengalami masa pubertas. Jika sebelumnya Riley telah memiliki lima jenis emosi yang digambarkan sebagai karakter, mulai dari Joy (Amy Poehler), Sadness (Phyllis Smith), Anger (Lewis Black), Fear (Tony Hale), dan Disgust (Liza Lapira), maka kini Riley akan ketambahan empat emosi baru.

Empat emosi tersebut adalah Anxiety (Maya Hawke), Envy (Ayo Edebiri), Ennui (Adele Exarchopoulos), dan Embarrassment (Paul Walter Hauser). Dengan empat emosi baru tersebut, kita akan diajak untuk menjelajahi bagaimana setiap emosi akan berinteraksi dan mempengaruhi kehidupan Riley, dan menjadikan perjalanan hidup Riley menjadi semakin tak terlupakan.

Layaknya film pertama, Inside Out 2 kembali akan berfokus pada perkembangan emosi manusia. Bahasan yang terlalu serius dan terlalu mendalam? Jangan khawatir, karena Kelsey Mann selaku sutradara mampu menemukan cara yang lugas untuk menggambarkan tiap lapisan kisah dalam film ini secara perlahan, dan menyajikannya dengan tampilan visual yang sangat indah.

Tak lupa, Inside Out 2 juga dihangatkan oleh dialog-dialog ringan yang kadang begitu jenaka, namun seringkali juga mampu tampil menyentuh. Sebuah tata pengisahan cerdas ala Pixar Animation Studios yang telah begitu familiar dan kini kembali berhasil diaplikasikan dengan begitu kuat dan efektif ke dalam film ini.

Seperti film-film klasik buatan Pixar lainnya, cerita mengenai hubungan antar karakter tetap menjadi jiwa sekaligus nyawa dalam pengisahan Inside Out 2. Naskah cerita yang ditulis oleh Meg LeFauve dan Dave Holstein begitu mampu menyelami berbagai hubungan yang dijalin oleh karakter Riley dengan karakter-karakter di sekitarnya.

Pun begitu dengan beberapa sub plot, yang kini sedikit banyak terfokus pada karakter Embarrassment, yang sebenarnya merupakan bagian kecil dari struktur pengisahan Inside Out 2 secara keseluruhan. Meskipun begitu, sub plot tersebut mampu dikembangkan dengan seksama dan bahkan berhasil memberikan sentuhan emosional yang mendalam.

Memberikan pujian pada kualitas produksi dari film yang dihasilkan oleh Pixar mungkin tidak terasa begitu krusial, mengingat Pixar tentunya telah memiliki standar kualitas teratas tersendiri di antara rumah produksi film animasi lainnya. Tapi tetap saja, capaian yang diberikan oleh Inside Out 2 adalah sebuah raihan yang begitu istimewa dan akan mendorong film ini ke jajaran kualitas teratas dari film-film yang dihasilkan oleh Pixar Animation Studios.

Dan pada akhirnya, emosi kita semua pastinya akan memuncak tatkala pencapaian teknis di atas bertemu dengan pencapaian kualitas narasinya yang kembali mengajak penonton untuk merenungkan cara memaknai hidup. Ya, Inside Out 2 akan kembali menyadarkan kita bahwa hidup itu sendiri sudah merupakan anugerah terbesar yang kita semua miliki saat ini.