Review Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu: Cocok Dikonsumsi untuk yang Jalani LDR
Baba Qina - Sabtu, 23 November 2024 09:26 WIBSetelah kesuksesan waralaba Dilan, kini penulis Pidi Baiq coba mempertahankan ciri khasnya menggunakan latar waktu era 1990-an dalam karya terbarunya yang berjudul Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu. Kali ini, Pidi Baiq menggunakan latar di tahun 1998-1999 saat reformasi sedang terjadi di Indonesia dalam sebuah film terbarunya yang disutradarai oleh Kuntz Agus berjudul Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu.
Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu mengisahkan tentang Sadali (Ajil Ditto), pemuda dari Bukittinggi, Sumatera Barat, yang bercita-cita untuk menjadi pelukis dan melanjutkan pendidikannya ke kampus ISI Yogyakarta lewat jurusan Seni Rupa. Sebelum keberangkatannya ke Yogyakarta, Sadali menjalani proses taaruf dan dijodohkan dengan Arnaza (Hanggini), gadis cantik kembang di desanya.
Di Yogyakarta, Sadali mendapatkan tempat tinggal atas bantuan Budi (Faiz Vizhal) sahabatnya dari Bukit Tinggi.Tempat tinggal nya tersebut ternyata juga menjadi restoran dan galeri seni milik Mera (Adinia Wirasti). Selama tinggal di sana, ia pun mulai merasa kagum dengan sosok Mera yang juga sangat menyukai seni dan sudah lebih lama berkecimpung di sana.
Seiring dengan berjalannya waktu, Sadali mulai menyadari bahwa Mera merupakan sosok wanita yang dia impikan meskipun kedunya memiliki perbedaan usia dan status. Di sisi lain, Arnaza di Bukittinggi tetap setia menunggu kepulangan Sadali, agar mereka bisa melanjutkan perjodohan sampai ke jenjang pernikahan.
Lantas, akankah Sadali tetap melanjutkan perjodohannya dengan Arnaza? Atau justru dia akan mengejar cintanya dengan Mera, wanita yang dia impikan?
Jika sobat teater pernah menonton karya Pidi Baiq sebelumnya, sebetulnya ada banyak sekali kemiripan dengan film ini, khususnya dalam segi struktur cerita. Rintangan yang dihadapi oleh karakter Sadali pun tidak jauh berbeda. Yap, bisa dibilang, tidak ada yang spesial dan baru dari filmnya. Sama saja seperti film romance pada umumnya.
Mungkin yang menarik dari film ini adalah cara filmnya menceritakan romance age-gap yang ternyata sangat menarik untuk diikuti. Dialog-dialog dari film ini juga mengalir lancar, walau masih kurang cocok untuk latar 90an. Untungnya, sedikit lubang tadi masih mampu ditambal oleh jajaran pemainnya yang mampu membawakan karakternya dengan cukup baik.
Penulis juga menyukai gaya directing dari Kuntz Agus. Tak menggebu-gebu, namun tetap efektif menghasilkan momen-momen manis di sepanjang film. Style directing tersebut yang nantinya mampu membuat kisah cinta penuh kecanggungan ini berhasil terlontar dengan apik.
So, bagi sobat teater yang sedang menjalani hubungan percintaan jarak jauh atau long distance relationship, atau justru pernah mengalami age-gap relationship, maka film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu dijamin akan relate ke sobat teater.