Review Gladiator II: Epik dan Brutal!!!
Baba Qina - Sabtu, 16 November 2024 10:21 WIBApakah sobat teater masih ingat dengan film Gladiator garapan Ridley Scott? Kini, setelah 24 tahun, sobat akan kembali disuguhkan oleh sekuel film yang melibatkan laga apik antara gladiator dan hewan buas tersebut dalam sebuah film berjudul Gladiator II yang masih disutradarai oleh Ridley Scott.
Gladiator II sendiri akan mengambil latar beberapa tahun kemudian setelah film pertamanya. Tersebutlah Lucius (Paul Mescal) yang merupakan putra dari Lucilla (Connie Nielsen) dan keponakan Commodus (Joaquin Phoenix). Sang ibu sengaja mengirim Lucius ke Afrika agar bisa keluar dari cengkeraman Roma. Namun, Lucius malah kembali ke sana sebagai gladiator untuk mencari jati diri dan membalaskan dendamnya.
Lucius kemudian bertemu dengan Macrinus (Denzel Washington) yang merupakan orang terkuat dan manipulatif di Roma. Macrinus adalah seorang pedagang senjata kaya raya yang memelihara kandang gladiator. Dia tampak mendekati dan mengajak Lucius bekerja sama.
Macrinus menanyakan siapa yang harus dihabisi supaya bisa memuaskan dan menghilangkan amarah Lucius. Awalnya, Lucius menginginkan kepala dari seluruh tentara Romawi. Namun, Macrinus menyarankan agar membunuh Jenderal Marcus Acacius (Pedro Pascal). Singkat cerita, Lucius pada akhirnya harus bertarung melawan Jenderal Marcus Acacius yang dilatih di bawah komando Maximus Decimus Meridius (Russell Crowe). Lantas, siapakah pemenangnya?
Well, Gladiator II mungkin bukanlah film biografi dan bahan pelajaran sejarah dengan tingkat akurasi tinggi. Tapi, sebagaimana di karya-karya lain sang sutradara yang juga bersinggungan dengan sejarah, akurasi bukanlah tujuan utama. Tapi justru itu alasan Gladiator II tampil cukup menggigit. Film ini merupakan lahan sang sineas dalam menyuarakan visi artistiknya, ketimbang sebatas menceritakan ulang catatan sejarah.
Apapun itu, satu yang pasti, aspek terbaik yang ditampilkan film ini tentu saja adalah koreografi perkelahiannya. Ridley Scott terlihat begitu niat dalam menggarap semua adegan perkelahian satu lawan satu yang ditampilkan di film ini. Belum lagi desain produksinya yang begitu detail, mulai dari lokasi hingga wardrobe yang digunakan semua pemainnya.
Berbanding terbalik dengan film Ridley Scott sebelumnya yang berjudul Napoleon yang terasa sunyi, maka dalam Gladiator II, Ridley dan penata musik Harry Gregson-Williams tidak ragu-ragu dalam menampilkan musik megah dalam mengiringi adegannya. Semua musik dan scoring yang ditampilkan di film ini terasa sesuai dengan momennya dan benar-benar mengiringi filmnya dengan sangat baik.
Ridley Scott memang ahlinya dalam mengarahkan film-film semacam ini. Epic, brutal, dan yang terpenting, sama sekali tidak artificial. Berbeda dengan banyak sineas modern yang akan terlampau bergantung pada efek komputer hampa jika dihadiahi bujet ratusan juta, maka Ridley Scott justru tak ubahnya sang gladiator ulung yang lihai dalam mengincar kesempurnaan, hingga bersedia memerhatikan detail terkecil demi sebuah kemenangan.