Review Film Spirit Doll: Kisah Boneka Jahat Pembawa Malapetaka
Baba Qina - Minggu, 4 Juni 2023 20:56 WIBMerupakan kali kesekian Azhar Kinoi Lubis menyutradarai horor pasca Kafir: Bersekutu dengan Setan dan Mangkujiwo, tentunya akan yang menyiratkan potensi dari film yang akan kita ulas yang berjudul Spirit Doll ini. Namun nyatanya, film ini berakhir menjadi salah satu film horor paling mengecewakan yang dirilis tahun ini.
Spirit Doll bercerita tentang kehidupan seorang aktris bernama Dara Lazuardi (Anya Geraldine) yang dijuluki ratu film horor. Diceritakan, Dara tengah mencoba menata kembali kariernya setelah bercerai dengan suaminya, Darius (Samuel Rizal), karena berselingkuh.
Perpisahannya itu pun membuat Dara harus mengurus putri semata wayangnya, Embun (Anantya Rezky), dan berperan sebagai orang tua tunggal. Suatu ketika, saat ia melakukan syuting untuk sebuah film horor, Dara berakting bersama sebuah boneka yang ternyata dirasuki oleh sosok arwah jahat.
Sejak saat itu Dara mulai mengalami berbagai hal mistis. Hingga boneka itu berhasil mempengaruhi Dara untuk melakukan pembunuhan demi memuaskan hasrat arwah jahat yang lapar akan jiwa manusia. Lalu, mampukah Dara untuk menyelamatkan nyawa dirinya berserta orang-orang di sekitarnya?
Deretan film horor Indonesia yang dirilis di paruh pertama tahun 2023 ini tidaklah menunjukkan kualitas yang baik. Tercatat hanya ada dua judul film yang kualitasnya terbilang lumayan. Kajiman dan Jin Khodam adalah kedua judul tersebut. Sedangkan Spirit Doll secara umum dapat dikategorikan ke dalam film yang sama sekali tidak mendekati kualitas kedua judul di atas.
Jika dibandingkan dengan film Azhar Kinoi Lubis sebelumnya, film ini benar-benar menunjukkan penurunan yang drastis. Pun dengan twist yang hadir di akhir film. Semuanya sudah dapat tertebak di pertengahan film jika kita mau jeli memperhatikannya. Pembabakannya pun tidak berhasil dibagi secara terstruktur, belum lagi penempatan timing jumpscare yang amburadul.
Spirit Doll lalu ditutup oleh konklusi kelam yang gagal menusuk perasaan akibat ketidakmampuannya dalam memancing kepedulian terhadap para jajaran karakternya. Pada akhirnya, film ini nampak hanya seperti drama cinta segiempat berkualitas FTV yang mendapatkan jatah tayang di bioskop.