Review Film Perjanjian Setan: Kisah Kos-Kosan Pembawa Malapetaka
Baba Qina - Sabtu, 7 September 2024 09:27 WIBMungkin di antara sobat teater masih asing dengan seorang sineas yang bernama Farid Dermawan. Padahal, pada tahun 2019 silam, ia pernah merilis sebuah film berkualitas berjudul Ambu. Saat itu, Ambu berhasil menyabet empat nominasi Festival Film Indonesia di tahun yang sama. Ditambah pula dua penghargaan di Festival Film Bandung (FFB) dan Festival Film Asia Pasifik, masih di tahun yang sama.
Tahun ini, Farid kembali merilis sebuah film. Namun, kini Farid seperti ingin mencoba genre yang belum pernah dijamahnya sebelumnya, yakni genre horor. Dengan mengambil judul Perjanjian Setan, Farid seakan ingin coba mengekor kesuksesan film-film bergenre sejenis lainnya. Namun, apakah kini dirinya berhasil?
Perjanjian Setan sendiri berkisah tentang Kartini (Callista Arum), seorang perempuan yang nekat pergi ke Jakarta untuk melanjutkan studinya. Meski sempat ditentang oleh orangtua karena mereka menganggap kota tersebut tidak aman, ia merasa tidak bisa melepaskan kesempatan beasiswa yang telah didapatkannya.
Kartini lantas berangkat ke Jakarta dengan bantuan kekasihnya, Ivan (Kenny Austin). Sesampainya di kota tujuan, ia harus mencari tempat tinggal. Karena anggarannya terbatas, Kartini sempat mengalami kesulitan menemukan tempat tinggal. Hingga suatu ketika, setelah selesai makan di sebuah kafe, Kartini menemukan selebaran yang menawarkan kos-kosan khusus perempuan dengan sistem pembayaran seikhlasnya.
Singkat cerita, Kartini pun mendiami kos-kosan tersebut. Namun, semenjak tinggal di sana, Kartini mulai mengalami berbagai kejadian misterius yang ternyata membuat nyawanya terancam. Ia dijadikan tumbal makhluk gaib yang menghuni kos-kosan penuh rahasia gelap tersebut. Lantas, mampukah Kartini menyelamatkan nyawanya?
Sebelumnya, mohon maaf apabila penulis harus berkata jujur mengenai ini. Ya, bisa dikatakan, Perjanjian Setan adalah film horor lokal terburuk yang dirilis di sepanjang tahun 2024 ini. Bagaimana tidak, Perjanjian Setan hadir sebagai film yang memadukan unsur horor dengan suguhan romance ala-ala FTV yang jelek sekaligus cringe.
Durasinya yang hanya 75 menit juga dipenuhi oleh parade jumpscare murahan, music scoring yang berisik, sinematografi yang benar-benar tak terkonsep sama sekali. Lihat saja, tatkala adegan yang melibatkan keseraman sedang berlangsung, maka saat itu juga kita langsung disuguhi oleh suara musik perobek gendang telinga, juga teknik zoom kamera yang membuat pusing kepala.
Belum lagi ketika kita berbicara mengenai make-up sekaligus special effect-nya. Alih-alih ingin terlihat seram dengan memperlihatkan mahluk gosong seperti hangus terbakar, yang terjadi justru kita seperti melihat seseorang yang terjatuh ke dalam selokan. Sungguh sebuah visualisasi mahluk halus yang amat menggelikan.
Apapun genre-nya, sebuah film haruslah memiliki sebab akibat yang jelas. Sedangkan di film Perjanjian Setan ini, semuanya seperti dibuat tak beraturan. Apa gunanya peraturan-peraturan kos? Perjanjian apa sih yang sebenarnya menjadi penyebab semua teror yang sedang berlangsung? Kapan diadakannya perjanjian tersebut? Semua tak terjawab. Belum lagi, karakter-karakter protagonis di film ini seakan baik-baik saja dengan segala teror yang sedang terjadi.
Pada akhirnya, mengapa sineas yang dahulu pernah mendapatkan begitu banyak pujian karena film debutnya yang amat berkualiats, kini ia seakan langsung kehilangan tajinya saat menggarap film dengan genre yang berbeda. Sungguh menjadi sebuah tanda tanya yang besar.