Review Film Catatan Si Boy: Tawarkan Realita Ketimbang Jual Mimpi

Baba Qina - Jumat, 18 Agustus 2023 19:57 WIB
Review Film Catatan Si Boy: Tawarkan Realita Ketimbang Jual Mimpi

Walau sudah sedemikian melegenda dari sandiwara radio yang booming di era 80-an dan berlanjut ke angsuran layar lebar yang sama besarnya, toh generasi sekarang mungkin tak semuanya mengenal sosok ‘Si Boy’, idola remaja yang punya segalanya. Anak orang kaya, ganteng, jagoan, pembalap handal, ladykiller, tapi juga tak lupa untuk taat beribadah. Hampir semua unsur tadi ada dalam sosok Onky Alexander yang juga pemeran debutan kala itu.

Menciptakan sebuah karakter yang bisa melekat sehebat itu di benak penontonnya, jelas bukan masalah gampang. Memvisualisasikannya ke film, ke sebuah role model yang membuat semua orang ingin jadi dirinya, itu hal lain lagi, dan tak semuanya bisa berhasil. Lupus, yang punya gaung mirip di era yang sama, gagal total. Bukan sekali, namun berkali-kali.

Kenyataannya, Catatan Si Boy versi film juga bukanlah film prestisius yang diakui berkualitas oleh festival-festival film Indonesia. Bukan seperti film-film karya Teguh Karya, Arifin C.Noer dan sejenisnya. Ia hanya besar dari sebuah mimpi banyak orang, yang digelar dengan kesempurnaan yang berbeda. Dari cast, karakter dan chemistry yang hadir sebagai paduan yang luarbiasa uniknya. Pakem yang terus dipertahankan meski sempat terjatuh sedikit di film keempat dengan kesalahan fatal kala tak menampilkan satu karakter penting yang ikut membuatnya jadi besar, termasuk mengangkat karir pemerannya ke puncak, Didi Petet sebagai Emon.

Then comes a new movie. Dilanda penundaan selama beberapa saat, sampai akhirnya rencana itu benar-benar established ke sebuah karya regenerasi yang sama sekali bukan sebuah remake maupun lanjutan. Ini adalah sebuah cerita baru yang digagas dengan benang merah terjalin kuat pada angsuran aslinya, penuh dengan unsur yang menjanjikan. Hanung Bramantyo, langsung mengambil alih kursi sutradara. Boy benar-benar kembali.

Catatan Si Boy versi 2023 kali ini akan berfokus pada kehidupan seorang pemuda kaya raya bernama Boy (Angga Yunanda). Selain kaya raya, Boy juga terkenal karena ketampanan dan keramahannya. Boy memiliki kekasih bernama Nuke (Syifa Hadju). Nuke merupakan seorang perempuan cantik juga cerdas dan lemah lembut. Ia merupakan anak salah seorang pejabat penting di negara ini.

Sayangnya, hubungan keduanya tak mendapat restu dari ayah Nuke. Karena paksaan ayahnya, Nuke pun harus melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Langkah yang dibuat ayah Nuke itu membuat keduanya pun terpaksa menjalani hubungan jarak jauh.

Saat menjalani hubungan jarak jauh dengan Nuke, Boy berkenalan dengan seorang mahasiswa baru di kampusnya bernama Vera (Alyssa Daguise). Setelah mengenal beberapa waktu, Boy pun merasa sangat tertarik dengan Vera. Tanpa sepengetahuan Nuke, Boy akhirnya menjalin hubungan dengan Vera dan menjalani kisah cinta segitiga yang cukp rumit.

Lantas, siapakah yang akan dipilih oleh Boy? Nuke ataukah Vera?

Yap, Catatan Si Boy nyaris datang dengan kemasan yang sama persis dengan angsuran yang sebelum-sebelumnya. Tetap ada sosok jagoan, namun kali ini datang dari comfort zone yang berbeda, gambaran persahabatan dengan chemistry yang sempurna, dua sisi cinta segitiga, sampai ke eksplorasi beberapa karakter yang serba mirip. Hanya pencapaian visualnya secara sinematis yang jauh berbeda.

Catatan Si Boy tak lagi menjual set luar negeri untuk menyampaikan atmosfer modern-nya, tapi cukup dengan visual keren seperti yang kita saksikan dalam trailernya. Tapi, kemasan mirip untuk menghadirkan feel nostalgik yang akrab sekaligus mempertahankan pakem kesuksesan film-film Si Boy dulu itu justru menjadi poin sekaligus highlight penting untuk bisa menggelar esensinya. Bahwa ini adalah sosok Boy di era sekarang, yang tak lagi perlu seratus persen jualan mimpi, tapi lebih mengedepankan realita yang ada.

Catatan Si Boy akan jadi film yang ikonik ke depannya, penuh dengan quote dan bahasa yang jadi umum, dan bangunan konflik yang selalu bisa dihandle dengan bijaksana oleh sang jagoan. Soundtrack-soundtracknya pun punya kekuatan magis yang sama. Dan sekali lagi, meski dalam gambaran comfort zone yang berbeda, kita akan tetap ingin menjadi sosok Si Boy sebagaimana hype-nya dahulu kala. Tanpa perlu lagi memikirkan tetek bengek lain yang sepertinya sudah terasa tak pas lagi bagi sebagian orang.