Review Film Alien: Romulus: Dijamin Seru dan Menegangkan

Baba Qina - Sabtu, 17 Agustus 2024 09:15 WIB
Review Film Alien: Romulus: Dijamin Seru dan Menegangkan

Film yang paling dinanti dari waralaba Alien yang diberi judul Alien: Romulus sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia. Mengambil tempat di antara peristiwa Alien (1979) dan Aliens (1986), film ini berkisah tentang sekelompok remaja pemberontak yang mencari petualangan dan kekayaan di luar angkasa.

Mereka adalah Rain (Cailee Spaeny), seorang remaja pemberontak yang menjadi pemimpin kelompok, Kay (Isabela Merced), gadis cerdas dan penuh rasa ingin tahu, Andy (David Jonsson) seorang remaja dengan keterampilan teknis yang tinggi, Tyler (Archie Renaux), sosok pemuda yang kuat dan protektif, Bjorn (Spike Fearn) yang akan membawa semangat muda dan jiwa petualang yang tak kenal takut, serta Navarro (Aileen Wu) yang akan menambahkan lapisan misteri cerita dengan karakternya yang penuh rahasia.

Keenamnya memutuskan untuk menjelajahi stasiun luar angkasa yang sudah lama ditinggalkan dan berharap menemukan harta karun yang tersembunyi. Namun, yang ditemukan malah jauh lebih mengerikan dari yang dibayangkan. Saat menjelajahi stasiun luar angkasa tersebut, mereka secara tidak sengaja membangunkan makhluk alien yang mengerikan. Makhluk ini dengan segera memburu mereka sehingga memaksa Rain cs untuk berjuang hidup di lingkungan yang sempit dan mencekam.

Menurut penulis, sang sutradara, Fede Alvarez, terlihat sekali amat berupaya untuk memberikan film ini berbagai ciri khas dari seri film Alien yang telah begitu familiar dan dicintai oleh banyak penggemarnya. Itulah yang membuat Alien: Romulus tampil dengan warna pengisahan yang lebih menegangkan. Sayangnya, pilihan tersebut justru membuat produksi 20th Century Studios ini kehilangan sentuhan inovatif yang biasanya selalu hadir dalam angsuran-angsuran sebelumnya.

Boleh jadi, Fede mencoba menampung berbagai kritik yang diterima kepada film Prometheus atau Alien: Covenant oleh barisan penggemar Alien yang menyatakan bahwa kedua film tadi terasa berjalan terlalu jauh dari rute perjalanan yang biasa diambil oleh film-film Alien terdahulu. Alhasil, Alien: Romulus lantas dihadirkan dengan lebih banyak adegan aksi, serta deretan monster yang siap membunuh siapa saja yang dihadapinya.

Meski begitu, menurut penulis, film ini lebih terasa sebagai kumpulan adegan-adegan popular dari seri film Alien ketimbang sebagai sebuah langkah baru atau maju dalam seri film tersebut. Walaupun sang sutradara masih mampu menggarap Alien: Romulus dengan kualitas produksi yang berkelas, namun tak dapat dipungkiri bahwa "kemalasannya" dalam memberikan kualitas penceritaan yang lebih baik, pada akhirnya membuat film ini kekurangan daya tariknya.

Jadi, sebagai waralaba yang sudah berdiri lintas generasi, Alien: Romulus bisa menjadi pintu masuk bagi sobat teater yang ingin mengeksplorasi lebih jauh tentang waralaba Alien. Dan untuk para penggemar setia waralaba ini, tentu saja Rpmulus akan berhasil memberikan pengalaman menonton yang sangat menegangkan, disertai keseruan yang tetap terjaga dengan baik.