Review Doraemon the Movie Nobitas Earth Symphony: Babak Akhirnya Sajikan Pertunjukan Musik yang Easy Listening
Baba Qina - Jumat, 19 Juli 2024 08:12 WIBDoraemon dan Nobita kini kembali lagi dalam petualangan terbarunya yang berjudul Doraemon the Movie: Nobita’s Earth Symphony. Film layar lebar Doraemon yang ke-43 ini rupanya juga menjadi proyek anniversary dari sang kreatornya, Fujiko F. Fujio yang ke-90.
Kisah Doraemon the Movie: Nobita’s Earth Symphony sendiri bermula ketika Nobita (Megumi Ohara) dan kawan-kawan harus menampilkan pertunjukan musik kelas dengan alat musik recorder. Namun, seperti biasa, hanya Nobita yang payah dan paling sulit untuk belajar. Sehingga Nobita pun meminta bantuan Doraemon (Wasabi Mizuta).
Lalu cerita pun berkembang tatkala mereka bertemu dengan Mikka (Riana Hirano), alien dari planet Museaca yang membutuhkan bantuan Nobita dan kawan-kawan untuk menyelamatkan peradabannya sekaligus planet Bumi dari ancaman Noise, sang pemangsa planet. Lantas, berhasilkah Doraemon, Nobita, dan kawan-kawannya menyelamatkan planet Museaca dan Bumi dari Noise?
Film-film animasi Doraemon tentu saja selalu menyajikan dunia lain yang terasa imajinatif. Tidak terkecuali dengan film ini. Doraemon the Movie: Nobita’s Earth Symphony akan menampilkan sebuah planet bernama Museaca yang menggunakan musik sebagai energi utamanya. Dan seperti biasa, penyajian dunianya selalu dibuat fantastis.
Sebenarnya, Doraemon the Movie: Nobita’s Earth memiliki potensi untuk mengembangkan ceritanya dan menunjukkan peran besar musik terhadap keberlangsungan manusia karena film ini membawa premis menarik soal "Apa jadinya bila dunia tidak ada musik?". Tapi sayangnya, penulis naskah film ini terasa malas dalam menggali lebih dalam soal pertanyaan tersebut.
Durasi film ini yang hampir mencapai dua jam pun dirasa terlalu panjang untuk pasar penonton anak-anak. Ceritanya pun terasa agak dragging di babak-babak awal, meskipun semuanya akan dipuaskan oleh babak akhirnya ketika Nobita dan kawan-kawan menampilkan sebuah pertunjukan musik yang cukup easy listening.
Selain premis ceritanya, faktor yang membuat animasi Doraemon menjadi ikonik tentu saja adalah suara dari setiap karakternya yang sangat khas sehingga otomatis akan melekat di telinga penonton. Nah, dalam film ini, pujian patut disematkan pada Riana Hirano yang mengisi suara karakter Mikka dengan suara nyanyiannya yang amat merdu.
Voice actor untuk karakter Nobita dan kawan-kawan juga patut diberi apresiasi. Sebab, selain karena memang suara mereka yang sudah pas dengan karakternya masing-masing, suara mereka juga telah berhasil membuat penonton merasa nostalgia, khususnya para penonton dewasa.
Akhir kata, Doraemon the Movie: Nobita’s Earth Symphony jelas bukanlah salah satu film terbaik dari serie Doraemon dan Nobita. Namun, jika sobat teater kangen dengan masa-masa kanak, maka film ini patut dijadikan sebagai media nostalgia.