Review Deadpool & Wolverine: Film Superhero yang Seru dan Menyenangkan

Baba Qina - Jumat, 26 Juli 2024 08:58 WIB
Review Deadpool & Wolverine: Film Superhero yang Seru dan Menyenangkan

Salah satu film superhero paling dinanti tahun ini, Deadpool & Wolverine, sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia. Dalam angsuran ketiga tersebut, Wade Wilson (Ryan Reynolds) sedang menjalani kehidupannya yang sunyi sejak rehat menjadi sosok Deadpool. Ia hidup jauh dari identitasnya sebagai mutan, seperti aktif bekerja sebagai penjual mobil.

Tapi, ia dibayang-bayangi kegelisahan lantaran merasa belum menjadi orang bermakna selama memakai kostum merah hitamnya. Kegelisahan itu membuatnya sering berandai-andai, terutama untuk bisa kembali menjalin hubungan dengan Vanessa (Morena Baccarin).

Kehidupan normal Wilson tadi tiba-tiba terganjal ketika Time Variance Authority (TVA) menangkapnya. Ia pun dibawa ke markas TVA dan bertemu Mr. Paradox (Matthew Macfadyen). Mr. Paradox bertugas mengawasi garis waktu di Earth-10005 yang merupakan semesta Wilson. Ia lalu menawarkan kesempatan besar bagi Wilson yang ingin menjadi pahlawan super bermakna layaknya The Avengers.

Tawaran itu sempat memberi harapan baru bagi Wilson, tetapi ia lebih tidak rela jika kehilangan orang-orang tersayangnya di semesta Earth-10005. Wade Wilson akhirnya comeback menjadi Deadpool demi sebuah misi lintas semesta yang tak pernah dibayangkan. Misi itu juga turut melibatkan Logan alias Wolverine (Hugh Jackman) yang dengan cukup terpaksa bergabung membantu Deadpool menyelamatkan semestanya.

Di saat film-film bertemakan pahlawan super didominasi oleh film-film dari Marvel Cinematic Universe yang hadir dengan tatanan pengisahan yang begitu family friendly atau film-film pahlawan super dari barisan DC Extended Universe yang tampil dengan warna pengisahan yang cenderung kelam, Deadpool lagi-lagi berhasil mencuri perhatian dengan jalinan cerita yang berani untuk bersikap keluar batas dan melabrak seluruh pola pengisahan pahlawan super modern yang ada.

Mulai dari dialog yang dipenuhi kata-kata sumpah serapah yang kasar, referensi terhadap elemen-elemen pop culture populer, adegan-adegan brutal berdarah yang dipenuhi dengan gambaran potongan-potongan tubuh, hingga elemen paling khas dari presentasi cerita Deadpool yakni kemampuan karakter Wade Wilson/Deadpool untuk menjalin dialog langsung dengan para penontonnya atau dikenal dengan istilah breaking the fourth wall, semuanya hadir kembali di film ini.

Menurut penulis, hal-hal itulah yang membuat Deadpool & Wolverine lebih terasa sebagai parodi dari film-film bertemakan pahlawan super daripada sebagai sebuah film pahlawan super itu sendiri. Di saat yang bersamaan, keluwesan Shawn Levy selaku sutradara dalam menyajikan Deadpool & Wolverine sebagai sebuah komedi itulah yang memberikan sentuhan kesegaran yang sangat menyenangkan bagi para peminat film ini.

Yang juga menarik, elemen-elemen komikal yang tadinya hadir sebagai sebuah kejutan, kini menjadi elemen pengisahan yang familiar dalam semesta pengisahan Deadpool. Ryan Reynolds dan beberapa cameo penting di Deadpool & Wolverine mampu mengolah formula tersebut secara apik dan bahkan meningkatkan dosis dan porsi kehadirannya menjadi lebih maksimal.

Menurut penulis hal tersebut sangat menyenangkan, walah harus tetap diakui bahwa beberapa guyonan sering terasa dipaksakan atau diulang beberapa kali dan penataan unsur komedi dalam film ini seringkali mendistraksi pengisahan plot cerita yang sedang berjalan. Tapi, Deadpool & Wolverine tak lantas melupakan bagian-bagian lain dalam pengisahannya.

Cerita yang digarap Shawn Levy juga terasa tampil lebih dinamis. Pengalaman Shawn dalam menggarap film-film yang mengandalkan tampilan efek visual yang megah jelas memberikan keuntungan tersendiri bagi film ini dalam mengolah adegan-adegannya. Hal tersebut juga amat terbantu oleh budget produksi film ini yang konon mencapai USD 200 juta.

Secara keseluruhan, menonton Deadpool & Wolverine merupakan sebuah pengalaman sinematik yang amat menyegarkan dan menggairahkan. Dan dengan segala tribute dan homage yang bertebaran di sepanjang film ini, maka tak berlebihan rasanya jika menyebut Deadpool sebagai tokoh superhero paling sinematik yang pernah ada.