Review Alienoid: Return to the Future: Tata Visual dan Audionya Amat Menggigit!
Baba Qina - Kamis, 25 Januari 2024 17:59 WIBWalau bukan satu-satunya faktor, keberhasilan The Roundup menjadi film Korea Selatan pertama yang menembus 10 juta penonton sejak 2019 (yang terakhir dicapai Parasite), jelas berperan membangkitkan lagi geliat produk lokal di bioskop sana pasca pandemi. Setelahnya, beberapa judul sukses mendapatkan sejuta penonton, termasuk Alienoid yang melakukannya dalam tujuh hari (tercepat ketiga di sepanjang 2022 silam).
Film Alienoid memang datang di saat yang tepat kala itu. Sulit membayangkan film dengan biaya produksi mencapai 40 juta won, dengan cerita luar biasa ambisius sampai harus dipecah menjadi dua bagian, dilempar ke bioskop pada kwartal pertama 2022. Dan kini, sudah tiba saatnya sobat nonton disuguhi bagian kedua dari blockbuster penuh bintang serta CGI, soal petualangan menembus waktu berlatar invasi alien ini.
Sekuel yang kini diberi judul Alienoid: Return to the Future ini dibuka dari masa lalu saat tahanan alien terlempar ke tahun 1391, yakni pada masa dinasti Goryeo. Situasi itu terjadi lantaran Thunder (Kim Woo-bin) dan Guard mengalihkan tahanan alien yang hampir berhasil menginvasi Bumi era modern. Mereka kini terjebak di masa lalu dan harus kembali ke masa depan untuk melanjutkan misi invasi.
Namun, usaha itu baru bisa berhasil jika alien menemukan alat canggih bernama Pedang Ilahi. Mereka juga harus bertemu dengan The Controller, pemimpin kawanan alien yang kabur dan akan menginvasi Bumi.
Melanjutkan kisah petualangan Ean dan Muruk dalam menyelamatkan dunia dari alien, film ini mengambil latar langsung setelah film pertamanya. Di film ini juga, kita diperlihatkan oleh perspektif dari karakter lainnya, yaitu Min Gae yang pernah muncul di film pertamanya, dan kita juga diberikan penjelasan langsung serta fakta baru, apa yang sebenarnya terjadi pada saat Ean dan Muruk bertemu ketika masih anak-anak.
Harus diakui, penulisan di film keduanya ini terasa lebih bagus dari film pertamanya, mengingat banyak plot hole yang coba ditambal. Hal tersebut otomatis membuat film ini terasa lebih intense sekaligus emosional. Penyutradaraan yang masih sama spesialnya dengan yang pertama, dibantu oleh naskah yang rapih, serta tata visual dan audio yang amat menggigit, membuat Alienoid: Return to the Future ini menjadi salah satu sequel yang berhasil, sekaligus membuat Alienoid menjadi salah satu dwilogi favorit penulis.
Alienoid: Return to the Future juga masih menghadirkan komedi yang terlampau lucu. Semua momen dan semua jokesnya bisa dikatakan sesuai dengan porsi. Di awal memang sedikit membosankan karena masih berkutat di ranah drama dari masa lalu untuk mengemas kembali peristiwa serta perbincangan yang nantinya akan terhubung dengan masa depan. Tapi begitu film ini memasuki babak kedua, maka segala kebosanan tersebut akan sirna.
Dan semuanya terbayar lunas di babak ketiganya. Di mana Choi Dong-hoon selaku sutradara berhasil memaksimalkan konsep dunia ajaib buatannya. Kim Tae-ri dan Ryu Jun-yeol akhirnya total beraksi, di tengah parade jurus serta alat-alat absurd yang tak jarang mengingatkan kita pada bahasa visual khas Stephen Chow (walau tentu saja Alienoid masih jauh lebih "normal"). Dan pada akhirnya, film keduanya ini berhasil membangun antusiasme kita semua atas waralaba Alienoid ke depannya. Ya, who knows?