No Other Land, Film Dokumenter Peraih Oscar 2025 yang Suarakan Perdamaian
Tim Teaterdotco - Selasa, 11 Maret 2025 08:27 WIB
Film dokumenter No Other Land berhasil menyabet penghargaan Oscar 2025 dalam kategori Best Documentary Feature Film. Kemenangan ini menjadi sorotan global, tidak hanya karena kualitas sinematografinya, tetapi juga karena pesan kuat yang dibawanya tentang konflik Palestina-Israel. Dibuat melalui kolaborasi langka antara aktivis dan jurnalis Palestina-Israel Basel Adra, Hamdan Ballal, Yuval Abraham, dan Rachel Szor film ini dinilai sebagai karya yang berani mengungkap ketidakadilan sekaligus menawarkan harapan akan perdamaian.
Dalam pidato penerimaan piala Oscar, Basel Adra, aktivis muda Palestina, menyatakan: "Ini bukan sekadar kemenangan untuk kami, tetapi untuk seluruh rakyat Palestina yang terus menderita di bawah pendudukan puluhan tahun. Kami ingin dunia mendengar suara kami." Sementara itu, Yuval Abraham, jurnalis Israel, menambahkan: "Film ini adalah cerminan nyata bahwa perdamaian mungkin terwujud jika kita berani melihat penderitaan orang lain sebagai tanggung jawab bersama."
Sinopsis No Other Land
No Other Land mengisahkan perjuangan Basel Adra, seorang aktivis asal Masafer Yatta di Tepi Barat, yang mendokumentasikan penghancuran bertahap desa-desa Palestina oleh otoritas Israel. Kamera Basel merekam bagaimana rumah, sekolah, dan sumber kehidupan warga dirobohkan, mengubah tanah kelahiran mereka menjadi puing-puing. Namun, di tengah keputusasaan, ia bertemu Yuval Abraham, jurnalis Israel yang bersimpati pada perjuangannya.
Kolaborasi keduanya melahirkan aliansi tak terduga: seorang Palestina dan seorang Israel yang bersatu untuk mengungkap kebenaran. Film ini tidak hanya menyajikan fakta-fakta keras tentang pendudukan, tetapi juga menyoroti kekuatan solidaritas yang melampaui batas politik dan identitas.
Dinamika hubungan Basel dan Yuval menjadi inti cerita. Meski berasal dari latar belakang yang bertolak belakang, keduanya sepakat bahwa kekerasan dan ketidakadilan harus dihentikan. Yuval, melalui sudut pandangnya sebagai jurnalis Israel, membantu Basel menyebarkan dokumentasi ke media internasional. Bersama Hamdan Ballal dan Rachel Szor, mereka menciptakan karya yang menggugah hati dan pikiran.
No Other Land tidak menghindar dari kontroversi. Film ini mengkritik kebijakan Israel yang dianggap melanggar HAM, sekaligus menantang narasi sepihak yang sering mendominasi pemberitaan global.
Setelah kesuksesannya di Oscar, No Other Land kini bisa disaksikan di jaringan bioskop CGV dan Cinepolis. Tayangnya film ini di Indonesia membuka peluang bagi penonton lokal untuk memahami konflik Palestina-Israel dari perspektif korban langsung.
Bawa Pesan untuk Dunia
Kemenangan No Other Land di Oscar 2025 bukan sekadar prestasi sinematik, melainkan bukti bahwa seni bisa menjadi alat perubahan. Film ini mengajak penonton merefleksikan arti kemanusiaan, keadilan, dan pentingnya mendengarkan suara yang tertindas.
Bagi yang ingin menyaksikan, No Other Land tidak hanya menawarkan kisah pilu, tetapi juga secercah harapan: perdamaian mungkin terwujud ketika kita berani berdiri di sisi yang sama sebagai manusia.