Lokananta: Lebih dari Sekadar Film Cinta, Sebuah Pesan Cinta untuk Alam dan Budaya Sulawesi Utara
Tim Teaterdotco - Senin, 29 Juli 2024 10:30 WIBFilm Lokananta bukan hanya sekadar kisah cinta yang menyentuh hati, melainkan juga sebuah persembahan istimewa bagi keindahan alam dan kekayaan budaya Sulawesi Utara. Dengan latar belakang pulau-pulau eksotis, hutan mangrove yang hijau, dan desa-desa tradisional, film ini mengajak penonton untuk menjelajahi pesona Minahasa Utara yang memukau.
Potret Keindahan Alam Sulawesi Utara yang Memukau
Sutradara Puguh PS Admaja dengan cerdik memilih beberapa lokasi syuting paling ikonik di Minahasa Utara untuk menjadi latar belakang kisah cinta Loka dan Ananta. Pulau Lihaga dengan pasir putihnya yang lembut, Camp James di Remboken yang menawarkan suasana alam yang asri, Casa Bayou dengan arsitektur uniknya, dan Hutan Mangrove Likupang yang kaya akan keanekaragaman hayati, semuanya berhasil ditangkap dalam keindahan visual yang memukau.
Mempromosikan Kekayaan Budaya Lokal
Selain menyajikan keindahan alam, Lokananta juga turut serta dalam mempromosikan kekayaan budaya lokal Sulawesi Utara. Musik tradisional Kolintang yang khas menjadi salah satu elemen penting dalam film ini. Dengan melibatkan maestro Kolintang, Ferdinand Soputan, dan komposer ternama Dwiki Dharmawan, musik dalam film ini berhasil menciptakan suasana yang mendalam dan menggugah emosi.
"Film Lokananta adalah salah satu bentuk dukungan kami untuk program Kolintang Goes To UNESCO," ujar Puguh. Hal ini menunjukkan komitmen para pembuat film untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia di mata dunia.
Kisah Cinta yang Menyentuh Hati di Tengah Perbedaan
Di balik keindahan alam dan budaya, Lokanta juga menyajikan kisah cinta yang menyentuh hati. Perbedaan agama antara Loka dan Ananta menjadi tantangan tersendiri dalam hubungan mereka. Kisah cinta ini diharapkan dapat menginspirasi penonton untuk lebih menghargai perbedaan dan mencari solusi yang bijaksana dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.