Hati Suhita : Karya Santri yang Sukses Hingga Difilmkan
Irvan Daniansyah - Kamis, 27 April 2023 08:48 WIBFilm Hati Suhita akan tayang mewarnai layar lebar Indonesia pada pertengahan tahun 2023, tepatnya pada tanggal 25 Mei. Film ini mendapat banyak tanggapan positif dari berbagai kalangan terutama kalangan muslimah.
Bercerita tentang kisah perjodohan santriwati dan perjuangannya di awal pernikahan, serta background yang erat kaitannya dengan dunia pondok pesantren membuat banyak orang penasaran dengan filmnya.
Penulis Novel Hati Suhita
Film Hati Suhita merupakan adaptasi novel dengan judul yang sama, ditulis oleh seorang santriwati yang kerap disapa Ning Khilma (Khilma Anis).
Ning Khilma merupakan penulis kelahiran 4 Oktober 1986 asal Jember, Jawa Timur. Tulisan apiknya mengenai kehidupan pesantren pada Hati Suhita tak luput dari background pendidikannya yang lahir dan besar di lingkungan pondok pesantren.
Saat MTs, ia menjalani pendidikan di Pesantren Al-Amien Sabrang, Ambulu, Jember. Lanjut semasa Aliyah, ia juga menjadi santriwati di Pesantren Assaidiyah Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Selepas Aliyah, ia melanjutkan pendidikan kuliahnya di UIN Sunan Kalijaga dan menjadi santriwati di Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta.
Semasa Aliyah, ia banyak belajar menulis dan dipercaya menjadi redaktur majalah siswa, ELITE. Perjalanan menulisnya berlanjut saat menjalani bangku perkuliahan dan bergabung dalam organisasi pers mahasiswa ARENA. Disanalah tempat tulisannya banyak berkembang.
Sekilas Cerita Novel Hati Suhita
Novel Hati Suhita banyak bercerita mengenai kehidupan seorang santriwati (Alina Suhita) yang dijodohkan dengan seorang anak kyai (pemilik pondok pesantren). Gus Birru merupakan seorang aktivis yang kerap kali menyuarakan tentang hak dan kebebasan setiap orang. Namun kembali, ia justru gagal memperoleh hak memilih dalam perjodohannya.
Alina Suhita hadir dengan sosoknya yang rendah hati dan telaten dalam mengurusi semua manajemen pondok pesantren. Sosoknya inilah yang membuat kedua orang tua Gus Birru menyukai Alina dan dapat memasrahkan manajemen pondok pesantren di tangan Alina.
Walaupun demikian, sosoknya yang memesona tak tiba-tiba dapat membuat Gus Birru jatuh hati. Gus Birru yang telah memiliki seseorang dalam hatinya tak mudah berubah. Konflik berawal dari pengakuan Gus Birru kepada Alina bahwa pernikahannya semata-mata karena ia tak dapat menolak perjodohan tersebut.
Suhita menahan cobaan yang datang pada rumah tangganya di awal pernikahan. Ia semakin gentar ketika mengetahui bahwa sosok wanita yang ada dalam hati suaminya merupakan sosok yang luar biasa. Rengganis merupakan sosok yang cerdas, berani, mudah bergaul dan pandai menempatkan diri.
Perjalanan Alina Suhita dan Gus Birru menjadi semakin menarik untuk diikuti. Seakan tak cukup hanya dengan novelnya, kini Filmnya akan ikut tayang pada tanggal 25 Mei selepas Bulan Ramadhan. Pastikan kamu mengikuti kisahnya.
Identitas Buku Hati Suhita
Penulis : Khilma Anis
Judul Buku : Hati Suhita
Tahun Terbit : 2019
Penerbit : Telaga Aksara ft Mazaya Media
Tebal : 405 halaman
Respon Positif terhadap Novel Hati Suhita
Budaya pesantren dan nilai-nilai luhur adat jawa yang tercermin dalam novelnya menuai banyak respon positif. Pada sebuah sesi talkshow, Sundari selaku editor hati suhita mengaku bahwa Hati Suhita sangat tepat merepresentasikan kehidupan pesantren.
Selain itu, Nyai Hj. Umdatul Khoirot, pengasuh pondok pesantren Assaidiyah berkomentar bahwa sosok Alina merepresentasikan karakter perempuan pesantren yang kuat dan cerdas. Nilai gender yang terkandung merupakan nilai-nilai pesantren. Sebagaimana Alina menonjol dalam pengelolaan pesantren, dan Gus Birru digambarkan mencintai dunia pergerakan.
KH. M. Wafiyul Ahdi, seorang Ketua Yayasan Pesantren Bahrul Ulum mengatakan bahwa santri dapat juga menjadi penulis yang hebat. Ia juga mengajak para santri untuk merawat literasi pondok pesantren.