Film Siksa Neraka: Laris di Indonesia, Dilarang Tayang di Malaysia dan Brunei
Tim Teaterdotco - Rabu, 10 Januari 2024 20:26 WIBFilm horor Indonesia berjudul "Siksa Neraka" tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Film yang disutradarai oleh Anggy Umbara ini telah meraih kesuksesan besar di Indonesia, dengan jumlah penonton yang telah menembus 1 juta orang dalam waktu sembilan hari.
Namun, kesuksesan tersebut tidak diikuti oleh negara-negara tetangga, Malaysia dan Brunei Darussalam. Kedua negara tersebut melarang penayangan film "Siksa Neraka" dengan alasan visualisasi neraka yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Larangan tersebut diumumkan oleh distributor film "Siksa Neraka", Antenna Entertainments, melalui akun media sosial mereka pada Senin (8/1/2024). Dalam unggahan tersebut, mereka menyertakan gambar poster film "Siksa Neraka" dengan tulisan "Banned" di bagian tengah.
Larangan tersebut menuai berbagai reaksi dari netizen di Malaysia dan Brunei Darussalam. Banyak yang menyayangkan keputusan tersebut, karena mereka ingin menonton film tersebut. Namun, ada juga yang mendukung keputusan tersebut, karena mereka menilai visualisasi neraka dalam film tersebut terlalu mengerikan.
"Tak pantas surga dan neraka divisualkan, sebab surga dan neraka tak sampai akal manusia mengilustrasikan," tulis seorang netizen di Twitter.
"Orang kalau nak pergi nonton, pergi ja ke negara yg tak banned, simple.. negeri kita ada undang-undang sendiri," tulis netizen lainnya.
"Ini alasan industri hiburan Indonesia lebih maju di wilayah ini. Film, musik mereka bebas dari hal-hal semacam ini. Bebeas berkreativitas," tulis netizen lainnya.
Sementara itu, di Indonesia, film "Siksa Neraka" terus mendapatkan sambutan positif dari penonton. Film ini mendapatkan rating 8,5 dari 10 di situs IMDb.
Film ini bercerita tentang empat anak yang dididik keras orangtuanya tentang surga dan neraka. Seiring berjalannya waktu, keempat anak ini mulai mengaplikasikan apa yang diajarkan oleh orangtuanya di kehidupan nyata.
Film ini merupakan adaptasi dari komik berjudul sama karya M.B. Rahimsyah yang sangat populer di tahun 1980-an.